Warga di Pedukuhan Kadisoro, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, DIY, membudidayakan ikan hias hingga berhasil membuat desa wisata ikan hias. Desa wisata ini menjadi jujukan studi banding dan mampu menyuplai ekspor ikan hias.
Wakil Ketua Pengelola Desa Wisata Kadisoro Nyawiji Dadi Siji (Dewi Kajii), M Gema Ramadhan, menjelaskan sebagian besar warga Kadisoro memiliki kolam di sekitar rumahnya. Sehingga warga banyak yang bekerja sebagai pembudi daya ikan.
"Awalnya kita memang mayoritas warganya pembudi daya ikan dan dimulai tahun 1994. Selanjutnya tahun 2003-2006 berkembang 2003-2006 dan akhirnya 2015 unsur pemuda masuk ke dalam komunitas atau breeder (peternak) hingga akhirnya mewujudkan desa wisata berbasis ikan hias ini," kata Gema saat ditemui di Kadisoro, Bantul, Selasa (23/8/2022).
Menurutnya, belum ada desa wisata berbasis ikan hias di daerah lain. Warga pun berinisiatif menciptakan desa wisata ikan hias.
"Baru tahun 2019-2020 dikukuhkan jadi desa wisata berbasis ikan hias, uniknya adalah ini belum ada di Indonesia. Kedua, kebetulan breeder kami memang mempelajari keilmuan ikan dari yang ikan biasa sampai ikan yang berkualitas itu ada semua," jelas Ketua Pokdarwis Gilang Wicitra Gilangharjo ini.
Gema melanjutkan, di Kadisoro memiliki Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP). Hal itu setelah adanya penunjukan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
"Kita memiliki P2MKP dan ini ditunjuk Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jadi dari dinas-dinas di DIY-Jateng belajar budi daya ikan hias ke sini, seperti hari ini ada tamu dari Jepara untuk belajar ikan hias," ujarnya.
"Ada dari Jepara dan kebetulan mereka tujuh hari di sini, terus ada orang dari Bali dan Balanda juga pernah ke sini," imbuhnya.
Gema mengaku saat ini banyak warga Kadisoro yang meraup keuntungan dari budi daya ikan hias. Bahkan saat ini di Kadisoro sudah ada 30 jenis ikan hias yang dibudidayakan.
"Kalau berbicara hanya industri ikan tentu yang akan berdampak adalah pelaku ikan hias. Tapi dengan adanya desa wisata ini semua bisa terkena dampaknya, seperti kuliner, suvenir, hingga penjaga parkir," ujarnya.
"Kalau omzet dari budi daya ikan hias ini macam-macam ya, tapi ada dari satu trader ada yang omzetnya mencapai Rp 100 juta per bulan," imbuh Gema.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
(rih/ahr)