Fenomena Hujan Meteor Tak Cuma Akhir Juli 2022, Tapi Juga Agustus-Desember

Fenomena Hujan Meteor Tak Cuma Akhir Juli 2022, Tapi Juga Agustus-Desember

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 21 Jul 2022 17:16 WIB
Beberapa bulan terakhir ini bumi terus dihujani oleh partikel asteroid dari luar angkasa. Setidaknya ada fenomena alam yang indah untuk dinikmati seperti hujan meteor Lyrids dan Eta Aquarids. 

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membagikan kalender astronomi yang akan terjadi pada bulan Mei ini. Salah satunya adalah fenomena alam hujan meteor Eta Aquarids yang terjadi tadi malam dan beberapa hari kedepan.
Keindahan Hujan Meteor dalam Bingkai Kamera. Foto: Getty Images/Dan Kitwood
Solo -

Fenomena hujan meteor dikabarkan bisa diamati selama dua malam pada 30-31 Juli 2022. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hujan meteor ternyata juga bisa diamati pada 13-14 Agustus dan 14-15 Desember 2022.

Peneliti Utama bidang Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengatakan fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids bisa diamati pada 29-31 Juli 2022 mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur.

"Namun waktu terbaik adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan," kata Thomas dikutip dari laman resmi BRIN pada Kamis (21/7/2022). Dia menambahkan, gabungan dua hujan meteor itu menjadi daya tarik bagi pengamat langit di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, dikutip dari laman resmi LAPAN, fenomena hujan meteor pada tahun ini juga bisa diamati di Indonesia pada medio Agustus dan Desember 2022. Berikut daftar lengkapnya.

1. Fenomena Hujan Meteor Perseid

LAPAN menyebutkan, fenomena hujan meteor Perseid berada pada puncaknya pada 13-14 Agustus 2022. Pada malam di dua tanggal tersebut, hujan meteor ini turun dengan intensitas 100 meteor/jam.

ADVERTISEMENT

Meski agak terhalang cahaya bulan, fenomena hujan meteor Perseid ini bisa disaksikan dengan mata telanjang. Syaratnya, cari lokasi yang langitnya cerah, bebas polusi cahaya, dan medan pandang yang bebas halangan.

Dikutip dari laman LAPAN, penyebab terjadinya fenomena hujan meteor Perseid adalah serpihan debu komet 109P/Swift-Tuttle. Serpihan meteor itu jatuh dan melewati permukaan bumi dalam jumlah banyak, sehingga tampak seperti hujan.

Fenomena hujan meteor ini dinamai Perseid karena muncul di konstelasi Perseus, salah satu dari 88 rasi bintang. Tahun lalu, sisa-sisa debu komet ini melewati permukaan bumi pada 17 Juli hingga 24 Agustus 2021.

2. Fenomena Hujan Meteor Geminid

Fenomena Hujan Meteor Geminid diperkirakan mencapai puncaknya pada 14-15 Desember 2022. Hujan meteor ini juga bisa disaksikan tanpa bantuan alat mulai pukul 20.30 hingga 25 menit sebelum matahari terbit.

Untuk menyaksikan fenomena hujan meteor ini, carilah lokasi yang langitnya cerah tanpa awan, bebas polusi cahaya, dan medan pandang yang bebas halangan.

Menurut LAPAN, Hujan meteor Geminid dapat disaksikan di arah Timur Laut pada pukul 20.30 hingga Barat Laut 25 menit sebelum Matahari terbit. Turun dengan intensitas 120 meteor/jam, intensitas ini berbeda-beda di daerah Sabang dan Pulau Rote.

Meteor dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon ini berada di konstelasi Gemini. Maka itu fenomena hujan meteor itu disebut Geminid. Sebelumnya, fenomena hujan meteor Geminid ini mencapai puncaknya juga pada 14-15 Desember 2021.

"Pada Meteor Geminid, kelajuan gerak yakni 35 km/detik atau 126.000 km per jam," kata Andi saat menjelaskan soal fenomena hujan meteor Geminid yang terjadi pada medio Desember 2021, dikutip dari laman LAPAN.




(dil/aku)


Hide Ads