Suporter Tim Tamu Masih Dilarang Datang ke Stadion, PSSI: Kita Belum Membaik

Liga 1

Suporter Tim Tamu Masih Dilarang Datang ke Stadion, PSSI: Kita Belum Membaik

Muhammad Robbani - detikJateng
Rabu, 07 Agu 2024 18:36 WIB
Ketum PSSI Erick Thohir
Ketum PSSI, Erick Thohir. Foto: Auliyau Rohman/detikJatim
Solo -

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan larangan supporter away atau suporter tim tamu untuk hadir di stadion masih berlaku dalam gelaran Liga 1 2024/2025. Diketahui, aturan itu diberlakukan selama dua musim setelah tragedi Kanjuruhan.

Meski pengamanan stadion sudah diperketat, aturan yang berkaitan dengan suporter ini belum akan dilonggarkan dalam waktu dekat. FIFA masih terus memantau keamanan sepakbola Indonesia. Selain itu, aturan ini baru berjalan penuh satu musim pada Liga 1 2023/24.

"Saya sudah sering menjawab, sepakbola kita ke arah transformasi yang baik. Tapi apa semua baik? Belum. Bisa lihat akhir musim kemarin ada ibu dan anak waktu itu mobilnya dipecahkan kacanya. Kereta api kacanya ditimpuki. Tim yang hadir dicegat oleh oknum di jalanan," ungkap Ketum PSSI Erick Thohir saat memberikan keterangan, dilansir detikSport, Rabu (7/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi belum dan kita wajib bersyukur ketika Presiden Jokowi membentuk tim untuk bernegosiasi dengan FIFA soal Kanjuruhan. Beruntung kita tidak dihukum, karena bisa dihukum 8 tahun waktu itu. Jadi (sepakbola) kita itu sebenarnya belum baik," lanjutnya.

Mengizinkan suporter tim tamu hadir ke stadion masih berpotensi menghadirkan risiko yang tidak diinginkan di Liga 1. Pada musim lalu pun masih ada beberapa kasus pelanggaran yang dilakukan oknum suporter.

ADVERTISEMENT

Klub-klub peserta yang jadi korbannya karena harus menanggung pembayaran denda ke Komite Disiplin (Komdis) PSSI akibat ulah yang dilakukan oknum suporter. Masalah tersebut yang saat ini masih menjadi catatan PSSI bahwa hal yang berkaitan dengan supporter belum sepenuhnya membaik.

"Jangan sampai suporter lain jadi korban karena oknum. Jangan juga klub jadi korban akhirnya ada oknum yang membuat kerusuhan. Klub yang jadi korban (rugi karena denda). Itu nanti hukumannya selain denda, kurang poin, tidak boleh ada penonton," tegas Erick Thohir.

"Akhirnya klub yang dicintai akhirnya dirugikan. Kalau di Italia dan Inggris bisa, masa Indonesia tidak bisa. Kuncinya bagaimana transformasi sepak bola harus dihormati. FIFA memberikan jeda 2 musim, ini musim kedua, data base harus segera diselesaikan dan semoga FIFA memberi kelonggaran," lanjutnya.

Lebih lanjut, Erick Thohir pun berharap suporter bisa mendukung rencana ini agar kerusuhan bisa dicegah.

"Semua oknum suporter yang terindikasi bakal rusuh bisa dicegah sejak dini. Mudah-mudahan suporter bisa mendukung rencana ini," pungkasnya.




(cln/ahr)


Hide Ads