Instruktur Pelatih PSSI Beberkan Strategi Indonesia U-17 Lawan Maroko

Instruktur Pelatih PSSI Beberkan Strategi Indonesia U-17 Lawan Maroko

Agil Trisetiwan Putra - detikJateng
Kamis, 16 Nov 2023 15:40 WIB
Instruktur Pelatih PSSI Hanafing, saat konferensi pers di Zolia Hotel Solo, Kamis (16/11/2023).
Instruktur Pelatih PSSI, Hanafing, saat konferensi pers di Zolia Hotel Solo, Kamis (16/11/2023).Foto: Agil Trisetiwan Putra/detikJateng
Solo -

Timnas Indonesia U-17 belum terkalahkan dalam babak fase grup A Piala Dunia U-17 2023 Indonesia. Dari dua laga yang dimainkan, Indonesia berhasil menahan imbang Ekuador dan Panama.

Instruktur Pelatih PSSI, Hanafing menilai skuad Timnas Indonesia U-17 masih banyak memiliki catatan yang harus diperbaiki. Sebab, skuad Garuda Muda tak semua berasal dari pemain akademi yang mumpuni. Meski memiliki potensi, namun pengetahuan mereka dalam pertandingan masih minim.

"Laga terakhir Timnas kita, sangat sulit keluar saat di-pressing. Karena knowledge of the gamenya lemah, sehingga banyak aksi individu. Kondisi fisik pemain kita kurang menunjang. Kita tidak bisa menyalahkan Bima Sakti dan pemain, karena saat usia 12 tahun siapa yang membina mereka," kata Hanafing saat konferensi pers di Zolia Hotel Solo, Kamis (16/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam laga terakhir di fase grup, Indonesia akan menjamu Maroko di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, malam nanti pukul 19.00 WIB. Hasil dari laga tersebut akan menentukan apakah anak asuh Bima Sakti bisa lolos fase 16 besar atau tidak.

Dari data statistik dan teknikal, Hanafing menilai Indonesia masih kalah dari Maroko. Dari dua laga yang dimainkan Indonesia hampir 70 persen sentuhan bola berada di areal sendiri, sementara 30 persen di area lawan. Hal ini membuat Garuda Muda sedikit membuat peluang mencetak gol.

ADVERTISEMENT

"Peluang Maroko 30 persen untuk mencetak gol, sementara kita di angka 10 persen. Kalau kita mau lihat kekuatan tim, kita lihat berapa kali sentuhannya, berapa jumlah kesalahannya, lalu permainannya di area sendiri atau lawan, itu perbandingannya. Setelah itu baru bisa dibikin taktik (strateginya)," ujarnya.

Instruktur Pelatih PSSI Hanafing, saat konferensi pers di Zolia Hotel Solo, Kamis (16/11/2023).Instruktur Pelatih PSSI Hanafing, saat konferensi pers di Zolia Hotel Solo, Kamis (16/11/2023). Foto: Agil Trisetiwan Putra/detikJateng

Saat melawan Maroko nanti malam, dia memperkirakan Indonesia akan bermain lebih bertahan. Strategi itu bisa membuat peluang Indonesia memenangi pertandingan lebih tinggi, daripada bermain terbuka.

"Bertahan, lalu serangan balik, itu filosofinya Mourinho. Kalau istilahnya parkir bus. Tapi dengan catatan harus punya pemain cepat. Kalau main terbuka, saya tidak jamin. Karena Maroko punya pemain cepat," ucap mantan Pelatih PSM Makassar itu.

Dalam kesempatan itu, di juga membahas masa depan pemain Timnas Indonesia U-17. Sebab, hal itu akan menentukan regenerasi persepakbolaan Indonesia ke depan.

Dia menilai, jika para pemain dikembalikan ke klub yang tidak memiliki akademi yang bagus, seperti pelatih, direktur fisik, hingga fasilitas latihan, maka pemain tersebut akan tenggelam. Sebab, porsi latihan yang mereka dapat jauh berbeda dengan yang ada di Timnas.

"Saran saya pemain ini dimasukkan ke klub Liga 1 dengan akademi yang bagus. Atau dibuat pembinaan jangka panjang, seperti yang dilakukan Jepang, dan Vietnam. Setelah kompetisi selesai, menang atau kalah, PSSI punya tim scouting, kita seleksi pemain yang dipertahankan dan dikembalikan ke klub. Jangan gagal lalu dibubarkan begitu saja," pungkasnya.




(cln/dil)


Hide Ads