PSIS Semarang menjadi salah satu tim yang cukup banyak mendapat hukuman penalti Liga 1 musim ini. Seperti pada pekan sembilan, PSIS harus kalah dari Persib di kandang setelah dua kali dihukum tendangan penalti. Lalu pada pekan 10 kemarin melawan Persik Kediri, tim Mahesa Jenar juga kebobolan dari titik putih.
Total, PSIS sudah mendapat enam hukuman penalti dari 10 pertandingan yang telah dijalani. Bahkan, empat di antaranya menjadi gol.
"Cukup sulit jika kehilangan poin akibat penalti. Kami mungkin akan mengevaluasi kewaspadaan pemain di kotak penalti terutama agar lebih berhati-hati," ungkap pelatih PSIS, Gilbert Agius dalam keterangan yang diterima detikJateng, Selasa (29/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelatih asal Malta itu melihat beberapa keputusan penalti menurutnya tidak pantas diterima oleh timnya. Seperti saat lawan Persik kemarin, Agius mencontohkan bahwa tangan Wahyu Prasetyo sebetulnya tidak aktif.
"Tapi memang kita tidak bisa berbuat banyak pada keputusan wasit untuk penalti. Seperti di pertandingan terakhir, itu tidak murni penalti karena tangan pemain belakang saya tidak aktif. Tapi bagaimana lagi, itu sudah diputuskan," terangnya.
Agius sendiri akan coba mencari solusi salah satunya dengan memperbaiki sistem pertahanan solid yang selama ini sudah dia bangun dan terapkan di beberapa laga.
"Penalti bagian dari sistem. Cukup sulit jika wasit sudah memutuskan penalti. Tapi yang bisa kami lakukan adalah meneruskan sistem pertahanan yang baik dan kuat," jelasnya.
Hingga pekan 10, PSIS Semarang menempati peringkat ketujuh dengan nilai 15 poin. Selanjutnya, PSIS akan menjamu Bali United dalam lanjutan Liga 1 2023/2024 pekan 11 di Stadion Jatidiri Semarang, pada 2 September 2023 mendatang.
(ahr/rih)