Suporter Solo mengeluhkan kinerja wasit di Liga 1 2022/2023. Unek-unek itu diungkapkan dalam pertemuan sarasehan Presidium Nasional Suporter Sepakbola Indonesia (PNSSI) di rumah dinas Wali Kota Solo.
Dalam pertemuan PNSSI itu ada 19 kelompok suporter di Jawa Tengah dan suporter yang hadir. Dalam kesempatan itu, pentolan Pasoepati, Aulia Haryo Suryo mengatakan banyak keluhan dari suporter di media sosial yang tidak bisa tersampaikan ke PSSI.
"Perwasitan. Kita pengin wasit ini dievaluasi, karena dalam beberapa pertandingan Persis Solo, kami suporter melihat adanya kecurangan. Sangat merugikan" kata mantan Presiden Pasoepati itu, Senin (6/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait laga kandang Persis Solo yang masih mengharuskan tanpa suporter, pria yang akrab disapa Rio itu menuturkan masih banyak kekhawatiran dari pihak keamanan.
Sementara itu, Wakil PNSSI Tommy Hermanto mengatakan pihaknya berkeliling Indonesia untuk menyerap aspirasi para suporter. Unek-unek itu akan disampaikan sesuai regulasinya, apakah kewenangan PSSI atau pemerintah.
Sebab, lanjutnya, Undang Undang Nomor 11 Pasal 54 dan 55 terkait permasalahan perlindungan suporter baik di dalam maupun di luar stadion.
"Selama ini perlindungan dalam Undang-Undang, tapi belum ada Peraturan Pemerintah (PP). Di situ diharapkan dijelaskan lebih detail," kata Tommy.
Terkait pertandingan tanpa suporter, dia menilai pihak keamanan masih fobia dengan suporter. Hal itu disebabkan adanya peraturan di kepolisian terkait kuota penonton, dan masalah keamanan lainnya.
Suporter, lanjutnya, juga mengeluhkan kurangnya sosialisasi antara TNI-Polri dengan suporter. Tommy menganggap hal itu seolah-olah suporter dengan pihak keamanan saling berhadapan.
"Kita juga akan ke pihak kepolisian untuk diskusi, agar peraturan polisi (perpol) ini diperbaiki. Kalau tidak bisa, kita akan judicial review," ujarnya.
Dalam forum itu, dihadiri pula Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa dan Dandim 0735/Surakarta Letkol Inf Devi Kristiono. Forkopimda Kota Solo mengajak para suporter untuk menjadikan hal-hal gelap persepakbolaan Indonesia seperti Tragedi Kanjuruhan dijadikan evaluasi untuk memperbaiki kualitas suporter Indonesia.
Teguh Prakosa mengatakan, sepakbola merupakan olahraga industri, yang bisa mendatangkan turis dan berdampak kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga mental suporter juga harus diperbaiki untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman.
"Mari kita wujudkan sepakbola itu aman, meski menghadirkan ribuan orang. Dalam satu forum nonton di stadion, emosinya selesai di sana, jangan dibawa keluar setelah itu. Olahraga itu ada menang dan kalah, jangan sampai fasilitas umum jadi sasaran," kata Teguh.
(rih/dil)