Calon Wakil Wali Kota Semarang nomor urut 01 Iswar Aminuddin mencecar rivalnya nomor urut 02, Joko Santoso, terkait daycare di lingkungan perusahaan. Keduanya lalu membahas soal cara mewujudkannya.
Dalam sesi tanya jawab antarcalon Wakil Wali Kota Semarang dalam debat kedua yang digelar di Hotel Patra Semarang malam ini, Iswar menyinggung soal visi misi Joko terkait daycare.
"Dalam dokumen visi misi disebutkan bahwa satu pabrik satu daycare. Bagaimana mekanisme atau Paslon dalam tanda kutip memaksa perusahaan besar minimal satu ruangan daycare. Di sisi lain sedang berusaha bersaing di pasar global. Bagaiaman penganggaran jika ditanggung APBD?" tanya Iswar di lokasi debat, Jumat (8/11/2024) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joko Santoso atau yang akrab disapa Joko Joss langsung meluruskan pertanyaan Iswar. Dia menyebut programnya adalah satu daycare di satu kawasan industri, bukan di tiap pabrik. Pengadaannya juga lewat kolaborasi CSR perusahaan
"Bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan buruh tidak hanya terkait kenaikan upah, nonupah diupayakan supaya buruh sejahtera. Salah satunya ketika buruh bekerja harus ingat anak-anaknya di rumah bagaimana, sudah makan belum. Oleh sebab itu terobosan kami upayakan setiap kawasan industri ada satu. Satu kawasan satu daycare. Bukan satu pabrik satu daycare, yang itu punya visi kolaboratif. Kita kerja sama tidak harus pakai uang APBD, pakai CSR, pak Iswar," ujar Joko.
Iswar lalu diberi kesempatan menanggapi jawaban Joko. Iswar menyebut berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah, daycare tersebut sulit terwujud. Terlebih, perusahaan sedang berusaha bersaing di tingkat global.
"Kolaborasi dengan Pemerintah Kota saya yakin tidak akan mungkin masuk kawasan industri keterkaitan dalam penggunaan APBD Kota Semarang. CSR bagian perusahaan, bagaimana mas Joko memaksa CSR mau membantu kolaborasi, apalagi daycare di masing-masing kawasan. Padahal perusahaan dituntut saingan di tingkat global," ujar Iswar.
Kemudian Joko kembali menjawab pertanyaan Iswar. Joko menyebut programnya tidak ada paksaan kepada perusahaan.
"Kita tidak ada kata memaksa. Misi kita kolaboratif, kerja sama. Kita ajak rembugan stakeholder di kawasan industri. Jangan pesimis ketika teman-teman pengusaha kemampuan tidak kuat. Yang penting pemerintah ada keterbukaan. Ketika CSR itu diberikan perusahaan, disampaikan secara umum," tegas Joko.
(dil/apl)