Video sekelompok orang berseragam yang menyebut diri mereka sebagai petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) Desa Jerukan, Juwangi, Boyolali, beredar di media sosial. Mereka diduga memihak salah satu bakal pasangan calon (paslon) di Pilkada Boyolali 2024. Begini reaksi KPU dan Bawaslu Boyolali.
Pantauan detikJateng, dalam video itu terlihat ada sembilan orang berbaris rapi. Delapan orang memakai seragam hitam putih dibalut rompi dan bertopi. Sedangkan satu orang lainnya mengenakan baju batik.
"Kami Pantarlih Desa Jerukan, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, siap menyampaikan salam perubahan pada masyarakat Jerukan. Perubahan, Yes," ucap mereka secara kompak sambil mengepalkan tangan di akhir ucapan, dilihat detikJateng pada Jumat (20/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, Pilkada Boyolali 2024 diikuti dua bakal paslon. Salah satu paslon itu mengusung tagline 'perubahan'.
Reaksi KPU Boyolali
Menanggapi beredarnya video itu di medsos, Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih (Sosdiklih) dan Partisipasi Masyarakat (Parmas) KPU Boyolali, Nyuwardi, menyatakan pihaknya akan melakukan konfirmasi.
"Tentu kita konfirmasi, klarifikasi secara internal melalui PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan)," kata Nyuwardi kepada wartawan, Jumat (20/9/2024).
Dia mengaku kaget dengan adanya video tersebut. Sebab, pihaknya telah mengeluarkan surat dinas ke jajarannya hingga ke tingkat desa untuk bersikap netral dan tak berpendapat apa pun terkait dengan Pilkada.
Nyuwardi berujar, pihaknya akan mengirimkan catatan kepada penyelenggara Pemilu untuk tidak lagi berpendapat terkait dengan isu-isu politik.
Dengan kejadian ini, pihaknya akan lebih selektif dalam pembentukan badan ad hoc penyelenggara Pemilu di tingkat bawah atau Kelompok Penyelenggara Pemungutan suara (KPPS). Saat ini KPU sedang melakukan rekrutmen KPPS.
Nyuwardi menambahkan, Pantarlih sebenarnya akan diprioritaskan untuk menjadi KPPS. Setelah muncul video tersebut, pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Pantarlih agar benar-benar netral.
KPU Boyolali akan memilih mereka yang netral alias tidak terafiliasi atau tidak punya kepentingan dengan agenda pasangan calon.
Tanggapan Bawaslu Boyolali
Ketua Bawaslu Boyolali, Widodo, juga menyayangkan adanya video itu. Sebab, dalam video itu mereka terlihat mengenakan seragam dan menyatakan sebagai Pantarlih. Pernyataan mereka dalam video itu dinilai terkesan mendukung salah satu bakal calon Bupati.
"Kami bentuk tim untuk menelusuri, tapi hasilnya masih dalam proses pengkajian," kata Widodo.
Menurut Widodo, video itu mengandung unsur pelanggaran netralitas atau unsur kepatutan penyelenggara Pemilu. Pihaknya akan memberikan masukan KPU agar tak memakai petugas itu lagi sebagai KPPS.
(dil/rih)