Cerita Bripka Fendy Setia Antar-Jemput Anak Sekolah di Desa Wonosobo

Cerita Bripka Fendy Setia Antar-Jemput Anak Sekolah di Desa Wonosobo

Uje Hartono - detikJateng
Minggu, 20 Jul 2025 12:09 WIB
Bripka Fendy Triwibowo bersama anak-anak SD yang selama ini ia antar-jemput di Desa Damarkasiyan, Wonosono. Bripka Fendy setiap hari mengantar-jemput karena para murid harus melewati medan berat saat berangkat sekolah.
Bripka Fendy Triwibowo bersama anak-anak SD yang selama ini ia antar-jemput di Desa Damarkasiyan, Wonosono. Bripka Fendy setiap hari mengantar-jemput karena para murid harus melewati medan berat saat berangkat sekolah. Foto: dok. Istimewa
Wonosobo -

Di balik seragam coklatnya sebagai anggota kepolisian, Bripka Fendy Triwibowo menyimpan sisi lain yang jauh dari hiruk pikuk kedinasan. Bukan hanya menjaga ketertiban dan keamanan, ia menjadi tumpuan dan harapan bagi puluhan siswa SD di Desa Damarkasiyan, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo.

Kehadirannya selalu ditunggu setiap hari oleh puluhan siswa SD di Desa Damarkasiyan. Dengan menggunakan mobil miliknya, ia setia mengantar dan menjemput puluhan siswa melintasi bukit untuk berangkat dan pulang sekolah.

Semua ini berawal sejak 7 tahun silam. Saat dirinya berjalan keliling kampung bersama anak dan istrinya yang merupakan bidan desa di Desa Damarkasiyan. Awalnya tidak ada yang berbeda, udara yang sejuk khas pedesaan dan jalanan melintasi bukit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun di tengah perjalanan, Fendy tergerak hatinya. Saat ia melihat warga berjalan menuju ladang dan kebun teh dengan membawa peralatan yang cukup banyak. Ia kemudian menawarkan tumpangan bagi para petani itu.

"Awal mula 7 tahun lalu, pas saya jalan-jalan sama anak istri saya melihat secara langsung banyak orang ke ladang, kebun teh jalan kaki. Mereka membawa peralatan yang banyak. Karena saya bawa mobil, saya pun menawarkan tumpangan untuk mereka," ujarnya kepada detikJateng, Minggu (20/7/2025).

ADVERTISEMENT

Saat perjalanan pulang, ia melihat pemandangan lain yang membuat hatinya tergugah. Saat itu ia melihat banyak anak SD yang berjalan kaki menuruni bukit untuk berangkat sekolah. Puluhan anak-anak ini merupakan siswa asal Dusun Kaliurip yang bersekolah di Dusun Getas, Desa Damarkasiyan.

"Pas pulangnya saya melihat banyak anak sekolah jalan kaki. Saya tergugah hatinya. Karena memang di sini SD hanya ada 1. Jadi siswa yang dari Dusun Kaliurip harus jalan kaki ke sekolah yang berada di Dusun Getas," terangnya.

Jarak dari Dusun Kaliurip ke Sekolah di Dusun getas memang sekitar 1 kilometer, namun kondisi jalan yang licin dan medan yang naik-turun membuat ia bertekad mengantar anak sekolah setiap hari. Mengingat belum ada moda transportasi di salah satu desa terpencil di Wonosobo ini.

"Saat itu jalan belum aspal, masih agak ekstrem. Dari situ yang tergerak untuk mengantar jemput anak sekolah setiap hari. Karena yang ke kebun teh itu akhirnya sudah diantar jemput oleh perusahaan tehnya," ujarnya.

Fendy mengatakan, sistem antar-jemput ini tidak hanya dilakukan satu kali. Mengingat banyaknya anak sekolah dari Dusun Kaliurip ia bahkan bolak-balik sampai 4 kali. Terutama di waktu pulang sekolah.

"Sekarang kadang sampai bolak-balik 4 kali. Yang banyak pas pulang, karena pas berangkat beberapa orang tuanya ada yang sempat mengantar sebelum berangkat bekerja. Pulangnya baru banyak yang ikut angkutan," jelasnya.

Melihat antusiasme para siswa, Fendy kemudian berinisiatif menambah armada. Pada tahun 2024 lalu, ia memutuskan untuk membeli mobil bekas angkutan yang sudah mangkrak. Mobil tersebut diperbaiki dan menyiapkan satu orang untuk menjadi sopir antar jemput.

"Tahun kemarin saya beli mobil bekas angkutan yang sudah tidak terpakai. Karena memang banyak siswanya," tuturnya.

Soal BBM, dan perawatan mobil ia tidak pernah memikirkannya. Baginya, bisa melihat anak-anak sekolah dengan lebih mudah sudah menjadi kebahagiaan tersendiri.

"Untuk BBM misalnya tidak pernah saya pikirkan. Saya malah senang kalau melihat anak bisa sekolah lebih mudah saat berangkat dan pulang sekolah," kata dia.

Dedikasinya kepada anak-anak sekolah di Desa Damarkasiyan diakui sangat membantu. Kepala SDN Damarkasiyan, Suharti, menyebut setidaknya ada sekitar 80 siswa SD Damarkasiyan yang setiap hari diantar-jemput oleh Bripka Fendy ini.

"Jumlahnya memang banyak yang diantar jemput. Ada sekitar 80 anak. Jadi apa yang dilakukan sama Bapak Fendy ini sangat membantu kami dari pihak sekolah," kata Suharti.

Suharti menjelaskan, untuk kelas 1 sampai 3 pihak sekolah sudah mengupayakan adanya sekolah jauh, yakni di Dusun Kaliurip. Namun, untuk kelas 4-6 hanya ada di Dusun Getas.

"Sebenarnya untuk kelas kecil, kelas 1 sampai 3 ada kelas jauh di Dusun Kaliurip. Tetapi untuk kelas 4 sampai 6 karena juga sudah besar mereka harus ke Dusun Getas," jelasnya.

Diakui Suharti, perjalanan pulang sekolah menjadi kekhawatiran. Meski berjarak sekitar 1 kilometer namun medannya menanjak dan terjal.

"Sebenarnya kalau pagi bisa sekalian untuk olahraga anak. Tetapi untuk pulang memang kasihan. Selain anak sudah capai, juga karena medannya kan menanjak. Untungnya ada antar-jemput oleh Pak Fendy," imbuhnya.




(apu/apu)


Hide Ads