Polisi asal Tegal Aiptu Herman Dirikan-Ngajar di Ponpes Yatim Piatu

Polisi asal Tegal Aiptu Herman Dirikan-Ngajar di Ponpes Yatim Piatu

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJateng
Sabtu, 10 Mei 2025 19:00 WIB
Kanit Samapta Polsek Adiwerna, Polres Tegal, Aiptu Herman Handoko, saat mengajar santri di Ponpes Yatim Piatu Nuuruddaaroin. Foto diunggah Sabtu (10/5/2025).
Kanit Samapta Polsek Adiwerna, Polres Tegal, Aiptu Herman Handoko, saat mengajar santri di Ponpes Yatim Piatu Nuuruddaaroin. Foto diunggah Sabtu (10/5/2025). Foto: dok. Istimewa
Tegal -

Kanit Samapta Polsek Adiwerna, Polres Tegal, Aiptu Herman Handoko, mengabdikan dirinya sebagai pengajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Yatim Piatu Nuuruddaaroin di Kelurahan Procot, Kecamatan Slawi, Tegal. Bahkan, Herman terlibat dalam pendirian ponpes tersebut.

Awalnya, Herman dan keempat rekan polisinya, Aiptu Heri Widiyanto, Aiptu Kardiyanto, Aiptu Budi Wijakyono, dan Aiptu Agung Puji Setiawan, terlibat dalam mendirikan ponpes tersebut yang sebelumnya merupakan majelis taklim. Pendirian ponpes tersebut tak lepas dari kepedulian Herman terhadap anak yatim piatu

Keterlibatan Herman dalam membangun ponpes tersebut dibenarkan oleh salah seorang pengasuh Ponpes Yatim Piatu Nuuruddaaroin, Kyai M. Abdul Kholik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Herman adalah salah satu pendiri. Dulu kami memulai dari kegiatan pengajian kecil di majelis taklim sekitar tahun 2010 hingga 2017, sebelum akhirnya sepakat untuk membangun pondok pesantren khusus anak yatim piatu secara swadaya yang berdiri di atas tanah wakaf," tutur Kyai Kholik dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Sabtu (10/5/2025).

Herman menceritakan, dirinya aktif memberikan materi wawasan kebangsaan dan pendidikan karakter kepada para santri sejak 2018. Kegiatan itu dijalankan Herman di luar tugasnya sebagai polisi.

ADVERTISEMENT

"Ini bertujuan untuk membentuk pribadi santri yang tidak hanya taat dalam beragama, tetapi juga memiliki kesadaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Aiptu Herman.

Adapun jumlah santri, yang awalnya sebanyak 20 orang, bertambah menjadi 70 orang yang tinggal di lingkungan ponpes.

"Kami merawat anak-anak yatim dari awal pondok berdiri sebanyak 20 santri hingga sekarang sudah 75 santri dan semua tinggal di Pondok Pesantren. Harapan kami kepada mereka, mendapatkan ilmu yang bermanfaat, agar tetap bisa berkarya dan bermanfaat." ungkap Herman.

Santri yang belajar di ponpes tersebut mendapatkan pendidikan gratis dengan berbagai fasilitas pembinaan agama dan keterampilan.

Adapun program keagamaannya meliputi hapalan Al-Qur'an, kajian kitab, dan hadrah. Program keterampilan mencakup pelatihan memasak dan pengelasan.

"Adapun untuk kegiatan operasional kami menyisihkan sebagian gaji sebagai bentuk komitmen untuk membesarkan pondok," imbuh Herman.

Seorang santri Ponpes Yatim Piatu Nuuruddaaroin, Moh. Arifin, bersyukur dapat menimba ilmu di ponpes tersebut.

"Kami belajar di sini secara gratis, bahkan dapat uang saku, tempat tinggal, makanan bergizi, dan bisa memakai banyak fasilitas yang ada di Ponpes Nuuruddaaroin," ujarnya.

Kapolres Tegal yang juga menjadi salah seorang bapak asuh di Ponpes Yatim Piatu Nuuruddaaroin, AKBP Bayu Prasatyo, turut memberikan dukungan terhadap ponpes tersebut.

"Kami mendukung penuh Ponpes Nuuruddaaroin di Procot, Slawi, untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlak dan bermanfaat bagi sesama," pungkas Kapolres Tegal.




(apu/apu)


Hide Ads