Anggota Polres Magelang Kota, Aipda Matroni, memiliki cara kreatif dalam menjaga harmoni, kamtibmas, dan pembangunan masyarakat (harkamtibmas) melalui pendekatan budaya lokal berupa tari. Upaya tersebut merupakan bentuk pengabdiannya sebagai polisi dengan pelestarian budaya masyarakat setempat.
Kecintaan terhadap seni tari bermula sejak masa kecil Matroni pada 1988, saat dia masih di bangku SMP. Matroni telah mengenal kesenian di desanya seperti Tari Kobro Siswo dan Dayakan.
"Tarian adalah cara untuk menyampaikan pesan positif kepada masyarakat, agar mereka lebih peduli pada lingkungan sekitar," kisah Matroni dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Rabu (30/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Matroni secara konsisten mendalami seni tari. Bahkan, dirinya rutin menggelar latihan tari kreasi untuk umum di lantai 1 Pasar Rejowinangun saban Sabtu pagi.
Kegiatan tersebut menjadi ajang interaksi sosial, terutama untuk mendekatkan polisi dengan masyarakat. Melalui minatnya itu, Matroni membangun hubungan lebih dekat sebagai polisi dengan warga sekitar.
Tak hanya itu, Matroni memimpin pertunjukan massal Tari Gugur Gunung dan Sluku-Sluku Bathok dengan ribuan peserta di Alun-alun Kota Magelang pada 2022. Gelaran itu tercatat dalam Museum Rekor Indonesia sebagai Pertunjukan Tari Kreasi Massal dengan Peserta Terbanyak.
Melalui gelaran tersebut, Matroni membawa pesan tentang pentingnya kebersamaan dan menjaga ketertiban di masyarakat. Lewat tari kreasi, Matroni membawa nilai gotong royong, persatuan, dan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
Pada peringatan Hari Bhayangkara 2023, Matroni memimpin pertunjukan serupa. Di setiap pertunjukan, dia mengajak masyarakat untuk tampil dan mengenalkan tari sebagai sarana dalam menyampaikan pesan keamanan dan ketertiban.
"Budaya adalah bagian dari kehidupan kita. Jika kita dapat menggunakan seni sebagai sarana komunikasi, maka pesan yang ingin kita sampaikan akan lebih mudah diterima," ujarnya.
Matroni memang tidak memiliki sanggar tari. Meski begitu, dia sering diminta untuk melatih para siswa di sekitar Kota Magelang, terutama saat menjelang perlombaan atau perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Dia percaya, seni tari dapat menjadi sarana penting untuk membentuk karakter generasi muda. Matroni juga menanamkan nilai kebangsaan dan rasa cinta tanah air melalui tari.
"Dengan tarian yang melibatkan warga dapat mempererat hubungan antarwarga dan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Keamanan dan ketertiban akan terjaga jika ada kesadaran dari dalam diri masyarakat itu sendiri," pungkasnya.
(afn/apl)