Hujan deras yang mengguyur kawasan Pecinan, Kota Semarang, tak menyurutkan antusias warga dan wisatawan untuk menikmati kuliner malam di Waroeng Semawis. Sebanyak 100 porsi bakso ikan kakap ludes dalam satu jam.
Pantauam detikJateng, Waroeng Semawis yang kali ini digelar di Jalan Kranggan Dalam, Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, itu tampak ramai malam ini. Hujan yang mengguyur kawasan Pecinan tak menyurutkan antusiasme masyarakat berkeliling Waroeng Semawis.
Aroma sedap makanan kaki lima berpadu dengan gemerlap lampion khas membuat suasana semakin hangat. Di tengah stan-stan yang ada, tampak sebuah wajan besar tengah menggoreng bakso ikan kakap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waroeng Semawis di Jalan Kranggan Dalam, Kelurahan Kauman,Kota Semarang, Minggu (26/10/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng |
Sebanyak 100 porsi bakso ikan kakap yang jadi daya tarik Waroeng Semawis yakni milik Ariyani (48), penjual bakso ikan kakap yang sudah jadi langganan pengunjung setia Semawis.
"Persiapan dari jam 14.00 WIB siang tadi. Ngulen-nguleni dulu, baru mulai masak jam 18.00 WIB sore," kata Ariyani ditemui detikJateng di Waroeng Semawis, Minggu (26/10/2025).
Sekitar pukul 19.30 WIB, sebanyak 100 porsi bakso ikan kakap khas Pecinan itu pun sudah ludes. Meski hujan, para pengunjung tak mau kalah mengantre demi mendapat semangkuk bakso ikan kakap dan minuman seharga Rp 15 ribu.
Waroeng Semawis di Jalan Kranggan Dalam, Kelurahan Kauman,Kota Semarang, Minggu (26/10/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng |
Ariyani mengatakan, setiap akhir pekan, menu utama di Waroeng Semawis memang terus berganti. Malam ini, bakso ikan kakap buatan Ariyani jadi bintang utama.
"Konsepnya bagus, tiap minggu ganti menu. Jadi pengunjung nggak bosan. Saya senang bisa jualan di sini, dikasih wadah sama Waroeng Semawis, warga jadi tahu rasa bakso saya," katanya.
Ia mengatakan, dibutuhkan sebanyak 10 kilogram daging kakap segar untuk membuat 100 porsi tersebut. Perempuan asal Kampung Kranggan itu dibantu 3 orang pegawainya.
"Kalau bakso ikan kakap rasanya lebih lembut, gurihnya beda. Kalau orang Pecinan di sini memang sukanya ikan kakap," tutur Ariyani.
Salah satu pengunjung yang rela berhujan-hujan demi menjajal bakso ikan kakap malam itu yakni Nanik (51), pengemudi ojek online (ojol) asal Salatiga yang datang jauh-jauh dari Kudus.
"Tadi ada acara dulu di Kudus, berangkat jam 16.30 WIB, terus ke sini. Begitu masuk, suasananya meriah banget. Masakannya juga jos gandos, apalagi bakso ikannya mantul!" ucap Nanik sambil tertawa.
Nanik yang mengenakan rompi oranye khas ojol itu pun datang bersama rombongan sesama driver ojol yang mendapat voucher makan gratis dari sebuah yayasan sosial.
"Walaupun hujan-hujanan, semangat, tetap gas. Harapannya ke depan Waroeng Semawis makin ramai, menunya lebih banyak, dan vouchernya ditambah," candanya.
Meski sempat diguyur hujan, malam itu Waroeng Semawis tetap ramai. Musik jalanan dan aroma makanan bercampur jadi satu, menghadirkan kembali nostalgia kuliner malam khas Kota Lama yang sempat vakum beberapa waktu.
"Semoga Waroeng Semawis ada terus. Biar UMKM juga makin maju. Harganya juga jangan mahal-mahal, biar semua bisa makan di sini," katanya.
(dil/dil)













































