- Apakah Air Putih Bisa Kedaluwarsa?
- Cara Menyimpan Air Minum dengan Benar 1. Gunakan Wadah Food-Grade yang Bersih 2. Simpan di Tempat Sejuk, Kering, dan Gelap 3. Hindari Kontaminasi dari Mulut 4. Hindari Menyimpan Air Minum di Kendaraan atau Tempat Panas
- Dampak Mengonsumsi Air Putih Kedaluwarsa bagi Kesehatan 1. Paparan Zat Kimia dari Botol Plastik 2. Risiko Kontaminasi Mikroorganisme 3. Menyebabkan Masalah Pencernaan 4. Tidak Aman untuk Hewan dan Tanaman
Pernahkah kamu menemukan botol air putih di rumah dengan tanggal kedaluwarsa yang sudah lewat dan bertanya-tanya, apakah air putih bisa kedaluwarsa? Meski tampaknya aman dan jernih, kenyataannya air dalam kemasan tetap memiliki batas waktu konsumsi yang perlu diperhatikan.
Faktanya, kualitas air bisa berubah tergantung cara penyimpanan dan jenis kemasannya. Kontaminasi dari bahan plastik, panas, atau mikroorganisme bisa membuat air tidak lagi layak minum dan justru berisiko bagi kesehatan.
Penasaran apa saja dampak mengonsumsi air putih kedaluwarsa dan bagaimana cara menyimpannya dengan benar? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini yang dihimpun dari Healthline, Business Insider, serta Reader's Digest.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah Air Putih Bisa Kedaluwarsa?
Air putih secara teknis tidak memiliki masa kedaluwarsa karena tidak mengandung zat yang bisa membusuk seperti makanan. Namun, tidak berarti bahwa air bisa diminum selamanya tanpa risiko. Terutama jika air disimpan dalam wadah tertentu, seperti botol plastik, kualitasnya bisa menurun seiring waktu.
Pada air kemasan, masa kedaluwarsa yang tercetak di label umumnya menunjukkan batas waktu terbaik untuk dikonsumsi, bukan berarti airnya menjadi berbahaya setelah tanggal tersebut. Meski begitu, seiring berjalannya waktu, bahan kimia dari plastik seperti antimony dan BPA dapat mulai terlepas ke dalam air, terutama jika botol disimpan di tempat panas. Ini bisa memengaruhi rasa dan berpotensi berdampak buruk jika dikonsumsi terus-menerus.
Sementara itu, air yang dibiarkan dalam gelas terbuka, terutama selama lebih dari 12 jam, bisa terasa hambar atau berbau aneh. Hal ini disebabkan oleh interaksi dengan udara, di mana air menyerap karbon dioksida (COβ) sehingga menjadi sedikit asam. Selain itu, air terbuka bisa tercemar oleh debu, bakteri dari backwash (air yang tersisa setelah diminum langsung dari botol), bahkan serangga yang mungkin masuk saat dibiarkan semalaman.
Jadi, walaupun air putih tidak 'basi' seperti makanan, tetap ada batasan waktu dan kondisi yang perlu diperhatikan agar air tetap aman dan layak konsumsi.
Cara Menyimpan Air Minum dengan Benar
Menyimpan air minum dengan benar sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanannya, terutama jika ingin menyimpannya dalam jangka waktu panjang. Berikut ini beberapa cara menyimpan air minum dalam kemasan yang tepat agar tetap segar dan bebas kontaminasi.
1. Gunakan Wadah Food-Grade yang Bersih
Pastikan air disimpan dalam wadah yang memang dirancang untuk makanan atau minuman, seperti botol plastik berlabel food-grade atau wadah kaca. Cuci bersih dan sanitasi wadah terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menghindari pertumbuhan bakteri.
2. Simpan di Tempat Sejuk, Kering, dan Gelap
Hindari menyimpan air kemasan di tempat yang terpapar sinar matahari langsung atau suhu tinggi. Paparan panas dapat mempercepat pelepasan bahan kimia dari botol plastik ke dalam air, seperti phthalate esters dan antimony. Zat-zat tersebut bisa membahayakan tubuh jika dikonsumsi secara terus-menerus.
Tempat terbaik untuk menyimpan air adalah lemari tertutup atau ruangan dengan suhu ruangan stabil. Jangan lupa untuk menjauhkan air minum dari bahan kimia rumah tangga seperti cat atau pembersih, karena uapnya bisa menyusup ke dalam botol dan memengaruhi rasa air.
3. Hindari Kontaminasi dari Mulut
Setelah membuka botol dan meminumnya langsung dari mulut, sebaiknya segera habiskan air tersebut. Air yang sudah terkena air liur bisa terkontaminasi bakteri dan tidak lagi aman dikonsumsi jika dibiarkan terlalu lama, apalagi dalam suhu ruang. Lebih aman menuangkan air ke gelas bersih daripada minum langsung dari botol.
4. Hindari Menyimpan Air Minum di Kendaraan atau Tempat Panas
Botol air yang ditinggalkan di mobil yang terparkir atau tempat panas lainnya bisa mengalami peningkatan suhu drastis. Ini sangat berbahaya karena mempercepat pelepasan zat kimia dari plastik ke air, terutama jika suhunya berada di atas 30Β°C. Kondisi ini bisa membuat air tidak aman untuk diminum.
Dampak Mengonsumsi Air Putih Kedaluwarsa bagi Kesehatan
Secara fisik, air yang sudah melewati masa simpannya memang terlihat normal. Namun, mengonsumsi air putih kedaluwarsa memberikan dampak yang terbilang serius meski sangat jarang terjadi. Berikut ini adalah beberapa dampak dan penjelasannya.
1. Paparan Zat Kimia dari Botol Plastik
Salah satu risiko utama mengonsumsi air kedaluwarsa adalah paparan zat kimia yang terlepas dari kemasan plastik, seperti antimony dan BPA (bisphenol A). Seiring waktu, terutama jika air disimpan di tempat panas atau terkena sinar matahari, senyawa kimia ini bisa larut ke dalam air.
Rasa air pun bisa berubah, menjadi seperti obat, logam, atau berbau aneh. Meski tidak selalu berbahaya dalam jumlah kecil, paparan jangka panjang terhadap zat kimia tersebut bisa berdampak pada sistem kekebalan tubuh, hormon, bahkan kesehatan usus dan pernapasan.
2. Risiko Kontaminasi Mikroorganisme
Dalam kasus yang jarang terjadi, mikroorganisme berbahaya bisa masuk ke dalam air kemasan, terutama jika botol tidak disimpan dengan benar atau sudah dibuka sebelumnya. Beberapa jenis mikroba yang bisa mencemari air antara lain virus (seperti norovirus), bakteri, jamur, dan ragi.
Jika air dibiarkan terlalu lama di suhu ruang atau terkena sinar matahari, kondisi ini dapat menciptakan lingkungan ideal bagi mikroba untuk berkembang biak. Tanda-tanda air sudah terkontaminasi biasanya mencakup bau apek, rasa masam, atau lendir tipis di bagian mulut botol.
Konsumsi air yang tercemar mikroorganisme dapat menyebabkan berbagai gejala. Tanda yang sering muncul antara lain demam ringan, mual, diare, hingga infeksi saluran pencernaan yang serius, tergantung jenis mikroba dan daya tahan tubuh seseorang.
3. Menyebabkan Masalah Pencernaan
Air yang mengandung mikroba atau bahan kimia tertentu dapat memicu gangguan pencernaan. Gejala umum meliputi sakit perut, mual, muntah, dan diare. Pada individu dengan sistem imun yang lemah seperti penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi, atau lansia, risikonya bisa lebih besar dan berbahaya.
Efeknya memang tidak terasa secara langsung. Namun, akumulasi dari mengonsumsi air yang tidak steril atau mengandung bahan kimia bisa mengganggu kesehatan tubuh secara menyeluruh.
4. Tidak Aman untuk Hewan dan Tanaman
Banyak orang mengira air kemasan yang sudah kedaluwarsa masih bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau diberikan pada hewan peliharaan. Padahal, kontaminan yang berbahaya bagi manusia juga bisa berdampak pada makhluk hidup lainnya. Baik hewan maupun tumbuhan membutuhkan air bersih agar bisa tumbuh sehat, jadi sebaiknya jangan mengambil risiko.
Jadi, meskipun terlihat aman, air putih yang sudah kedaluwarsa tetap perlu diwaspadai karena kualitas dan keamanannya bisa menurun seiring waktu. Semoga penjelasan di atas bermanfaat!
(par/apl)