Kolak pisang adalah makanan legendaris yang umum dijadikan pilihan takjil Ramadhan. Menariknya, kolak pisang ternyata pernah dijadikan media berdakwah para penyebar Islam lho! Berikut ini sejarah ringkas kolak pisang.
Pertama-tama, apa definisi kolak? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, kolak adalah makanan yang dibuat dari pisang, ubi, dan sebagainya yang direbus dengan gula dan santan. Terkhusus kolak pisang, beberapa tipe pisang yang umum digunakan adalah pisang raja, pisang kepok, dan pisang nangka.
Selain berisi pisang, kolak juga sering kali mendapat tambahan bahan lain yang semakin melengkapi rasanya. Di antaranya, sebagaimana diterangkan dalam buku Belajar dari Makanan Tradisional Jawa oleh Dawud Achroni, adalah labu kuning, singkong, dan kolang-kaling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ingin tahu lebih lanjut mengenai sejarah kolak? Simak pembahasan singkatnya yang telah detikJateng siapkan di bawah ini. Baca sampai tuntas, ya!
Kolak Pisang Sebagai Media Dakwah
Dirangkum dari laman resmi Pemerintah Kota Malang, sejatinya, ada banyak asal-usul terkait kolak di tengah masyarakat. Salah satu anggapan paling populer adalah kolak yang dipakai para ulama untuk menyebarkan Islam alias sebagai media dakwah.
Hal ini tidak mengherankan, sebab, makanan adalah medium penyebaran yang relatif mudah dan sederhana. Selain kolak, makanan lain yang dianggap merupakan media dakwah adalah kupat (dari kata ngaku lepat: mengakui kesalahan) dan apem (dari kata afwan: mohon maaf).
Dwi Cahyono, arkeolog dan dosen sejarah Universitas Negeri Malang mengutip pendapat Kiai Hasbullah yang menyatakan bahwa kolak berasal dari bahasa Arab, yakni kul laka. Istilah Arab kul laka tersebut berarti makanlah untukmu.
Ada pula pendapat lain yang menyebut kolak berasal dari kata khaliq atau khalaqa. Dalam bahasa Arab, khaliq berarti Sang Pencipta. Adapun khalaqa, maka artinya adalah menciptakan. Singkat kata, hidangan satu ini disebut demikian agar bisa mendekatkan diri dengan Sang Pencipta.
Tidak hanya nama kolak saja yang punya filosofi, bahan-bahan dalam hidangan ini pun memiliki makna tersendiri. Misalnya, pisang kepok berarti 'kapok'. Artinya, seseorang mesti merasa kapok dan kemudian bertobat atas dosa-dosanya.
Lain halnya bila bahan utama kolak adalah ubi. Dikutip buku Asal-Usul & Sejarah Orang Jawa oleh Sri Wintala Achmad, aneka macam ubi dalam bahasa Jawa disebut pala kapendhem. Maknanya, setiap manusia kelak akan dipendam atau dikubur setelah ia meninggal.
Oleh karena itu, diharapkan ketika menyantapnya, seseorang ingat mengenai akhir hidup. Dengan demikian, manusia hendaknya senantiasa berbuat baik selagi masih hidup, baik terhadap sesama maupun makhluk lain.
Menurut uraian dari detikFood, ada pula anggapan yang menyebut kolak berasal dari negara Timur Tengah. Makanan ini kemudian dibawa para penyebar Islam di pulau Jawa dan dikreasikan dengan bahan-bahan yang ada.
Kolak Pisang untuk Takjil Ramadhan
Kolak pisang punya rasa manis yang pasti akan terasa begitu menyegarkan sehingga cocok dijadikan menu buka puasa. Menariknya, selain rasa manis tersebut, terselip alasan medis yang menguatkan betapa cocoknya kolak jadi menu takjil.
Dikutip dari detikFood, sensasi manis bisa menguatkan tubuh dan menyegarkan mata usai seharian berpuasa. Di samping itu, kalori dalam makanan manis sangat dibutuhkan oleh tubuh yang tidak mendapat asupan selama sehari sehingga menjadi lemas.
Alasan lainnya bisa ditinjau dari segi cadangan glukosa. Meski detikers berpuasa, glukosa tetap dibutuhkan tubuh. Namun, cadangan glukosa akan otomatis habis dalam waktu 10 jam jika tidak mendapat asupan baru. Nah, makan kolak bisa menjadi alternatif untuk memberi tubuh asupan glukosa dengan tujuan menormalkan kembali gula darah.
Resep Kolak Pisang
Tertarik membuat sendiri kolak pisang untuk sajian Ramadhan? Berikut ini 2 resepnya yang bisa detikers pakai, dikutip dari buku 100 Resep Kolak Favorit oleh Dapur Alma:
Resep Kolak Pisang #1
Bahan:
- 5 buah pisang raja
- 100 gram kolang-kaling, potong-potong
- 5 buah mata nangka, potong-potong
- 250 gram gula merah, sisir halus
- 200 ml air
- 500 ml santan dari 1 butir kelapa
- 2 lembar daun pandan, simpulkan
- Β½ sendok teh gram
Cara membuat:
- Bakar pisang di atas bara api sampai berwarna kecokelatan. Angkat, potong-potong dan sisihkan.
- Rebus air dan gula merah hingga larut. Angkat, lalu tuang kembali ke dalam panci.
- Masukkan santan, daun pandan, dan garam sembari diaduk agar santan tidak pecah.
- Masukkan pisang dan kolang-kaling, masak kembali hingga mendidih.
- Terakhir, tambahkan nangka, aduk rata, dan angkat.
Resep Kolak Pisang #2
Bahan:
- 6 buah pisang raja. Kupas dan potong melintang ukuran 2 cm
- 100 gram talas, kupas, potong ukuran 2 x 1 cm. Rebus sampai matang, tiriskan
- 150 gram ubi jalar, kupas, potong ukuran 2 x 1 cm. Rebus sampai matang, tiriskan
- 100 gram kolang-kaling, iris tipis
Adonan warna-warni:
- 150 gram tepung ketan
- 1 sendok teh gula pasir
- 1 sendok teh air kapur sirih
- 125 ml air hangat
- 2 tetes pewarna merah, kuning, dan hijau
- 1 liter air untuk merebus
Kuah:
- 1500 ml santan dari 1 butir kelapa
- 200 gram gula pasir
- 50 gram gula merah, sisir
- Β½ sendok teh garam
- 3 lembar daun pandan, simpulkan
Cara membuat:
- Adonan warna-warni: Uleni tepung ketan, gula, dan air kapur sirih sambil dituangi air hangat sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan dapat dipulung. Bagi adonan menjadi 3 bagian, masing-masing beri pewarna merah, kuning, dan hijau.
- Bentuk adonan bulat panjang seperti pensil, potong-potong ukuran 2 cm. Didihkan air, rebus hingga adonan mengapung. Tiriskan, sisihkan.
- Penyelesaian: Masak kuah bersama kolang-kaling, masak hingga empuk. Masukkan pisang, talas, dan ubi, aduk rata.
- Masak sebentar hingga pisang matang, kemudian masukkan adonan warna-warni, didihkan kembali sebentar, angkat.
- Tuang ke dalam mangkuk, sajikan selagi hangat.
Nah, demikian sekilas mengenai sejarah kolak pisang yang kerap dijadikan hidangan takjil Ramadhan. Semoga menambah wawasan detikers, ya!
(sto/dil)