Warga Kecamatan Wuryantoro Wonogiri membuat aneka penganan atau camilan tradisional yang masih langka dijumpai di pasaran. Mereka membuat apem dan jadah dengan bahan dasar yang tidak biasa yakni sorgum.
Pembuatan camilan tradisional anti-mainstream itu dipelopori oleh anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Sumberejo Kecamatan Wuryantoro. KWT itu di bawah bimbingan Ana Rahmawati.
Ana mengatakan pembuatan jadah, dan apem sorgum itu telah dimulai sejak 1,5 tahun lalu. Sebab, di Desa Sumberejo terdapat potensi sorgum yang bagus.
"Tahun kemarin dapat bantuan sorgum juga. Jadi bisa diolah berbagai variasi. Ada jadah, apem, roti, dan rengginang," kata Ana kepada wartawan di acara Gelar Lapak Agribisnis di Dinas Pertanian, Kamis (20/6/2024).
Ia mengatakan jika sorgum sudah disosoh (digiling atau dikelupas kulitnya) hingga bersih, maka akan menjadi tepung. Dengan begitu, sorgum bisa dijadikan bahan makanan dengan jenis yang lebih bervariasi.
Ana mengatakan ada berbagai jenis sorgum, di antaranya sorgum ketan untuk membuat jadah, dan sorgum merah untuk membuat apem. Lalu sorgum putih bisa untuk membuat popgum.
Untuk membuat jadah, kata dia, awalnya sorgum disosoh. Kemudian baru dibikin jadah seperti proses membuat jadah dari ketan.
Begitu juga dengan cara membuat apem. Sorgum merah disosoh terlebih dahulu. Baru kemudian dibuat apem seperti biasanya.
"Jadi membuat jadah dan apemnya seperti pada umumnya. Hanya saja bahannya berbeda. Ini dari sorgum, kalau jadah biasanya dari ketan," ungkap dia.
Ana mengatakan jadah, dan apem sorgum mempunyai tekstur tersendiri. Ada tekstur "kres" yang membuat panganan ini unik.
"Selain itu juga free gluten, jadi lebih sehat. Anak-anak bekebutuhan khusus, lebih aman sorgum," ujar Ana.
Ia menuturkan selama ini camilan itu dipasarkan melalui made by order atau dibuat berdasarkan pesanan. Panganan berbahan sorgum ini pun sudah disuguhkan untuk acara rapat atau event seperti CFD hingga pameran.
Untuk harga apem dan jadah sorgum Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per bungkus.
Ana menjelaskan bahan baku atau tanaman sorgum di Wuryantoro cukup banyak. Para petani memanfaatkan lahan kosong yang kering, karena tanaman ini tahan kering. Saat ini luas lahan sorgum di wilayahnya sekitar 100 hektare.
"Potensi sorgum ada di Sumberejo dan Mojopuro," kata Ana.
Simak Video "Bioethanol, Sinergi Pertamina-Toyota di GIIAS 2024"
(apl/ams)