Istilah takjil sangat populer di tengah masyarakat Indonesia khususnya ketika bulan suci Ramadhan tiba. Banyak yang mengartikan takjil sebagai sebuah menu makanan, padahal sebenarnya hal tersebut kurang tepat.
Saat bulan Ramadhan, banyak kaum muslim berburu takjil untuk berbuka puasa saat ngabuburit. Menu takjil yang dimaksud seperti jajanan pasar, gorengan, aneka kue, aneka olahan es, kurma, dan menu lainnya.
Lantas, apa makna dari takjil? Bagaimana sejarah takjil Ramadhan di Indonesia? Lalu apa saja sajian takjil yang khas untuk berbuka? Berikut informasi dari detikJateng untuk detikers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makna Kata Takjil
Mengutip dari laman Muhammadiyah, istilah takjil merujuk pada sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang bunyinya "Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan (Ajjalu) berbuka".
Dalam bahasa Arab, 'ajjalu' yang berarti 'menyegerakan' setara dengan kata 'ajjala-yu'ajjilu-ta'jilan' yang artinya 'momentum', 'tergesa-gesa', 'menyegerakan', atau 'mempercepat'. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil berarti 'mempercepat' untuk segera berbuka puasa, makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Dikutip dari laman Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, bahasa Indonesia memberikan makna baru pada istilah takjil sebagai makanan berbuka puasa, maka tidak ada salahnya apabila istilah takjil diartikan sebagai istilah umum. Tidak hanya penyegeraan berbuka puasa secara khusus, tetapi juga penyegeraan segala hal seperti makna asalnya dalam bahasa Arab.
Sejarah Takjil di Indonesia
Masih mengutip dari laman milik Muhammadiyah, istilah takjil terdapat pada catatan milik Snouck Hurgronje dalam 'De Atjehers', yaitu laporannya saat mengunjungi Aceh pada tahun 1981-1982. Dalam catatan tersebut, dijelaskan penduduk Aceh telah menyiapkan menu berbuka puasa (takjil) di masjid untuk masyarakat dengan menu ie bu peudah atau bubur pedas.
Catatan lain menyebutkan, pada pertengahan abad ke-15 budaya takjil ini sudah digunakan oleh Wali Songo sebagai media dakwah untuk menyebarkan ajaran Islam di nusantara. Namun, catatan ini masih dianggap belum kuat karena tidak adanya bukti atau sumber yang relevan.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat selalu mengadakan budaya/tradisi takjil setiap bulan Ramadhan. Masih merujuk pada laman Pemkot Surakarta, semakin berubahnya zaman olahan berupa makanan/kuliner semakin banyak, sehingga makna takjil memiliki arti yang lebih luas yaitu sebagai hidangan pembuka saat berbuka puasa.
Sajian menu yang bervariasi mulai dari yang digoreng, direbus, gurih, manis, hingga segala jenis makanan ringan akhirnya masuk ke dalam menu takjil yang siap dilahap saat berbuka.
Hingga kini, masyarakat mengenal istilah takjil sebagai menu untuk berbuka puasa yang sering ditemukan pada pasar Ramadhan atau penjual yang menjajakan dagangan berupa takjil di saat ngabuburit atau waktu menuju berbuka puasa.
Sajian Takjil Khas Bulan Ramadhan
Sajian menu takjil untuk berpuasa saat ini sangat bervariatif dan mudah untuk ditemukan. Pasalnya, setiap bulan Ramadhan tiba banyak pasar Ramadhan atau kampung Ramadhan yang menyediakan berbagai olahan kuliner khas untuk berbuka puasa.
Biasanya para pedagang takjil ini akan siap pada sore hari, waktu menuju buka puasa. Detikers juga bisa membuat olahan takjil untuk berbuka puasa untuk mengisi waktu menunggu waktu berbuka.
Jenis takjil sangat banyak, ada yang diolah dengan cara digoreng, direbus, dibakar, hingga dikukus. Walaupun identik dengan rasa manis, namun sajian takjil memiliki banyak variasi rasa seperti asin, gurih, hingga pedas. Mengutip dari laman Kemenparekraf RI dan Pesona Indonesia, berikut pilihan menu takjil khas Ramadhan yang telah dirangkum oleh detikJateng sebagai referensi menu berbuka untuk detikers.
1. Kolak Biji Salak
Kudapan asal DKI Jakarta ini seringkali ditemukan di bulan Ramadhan. Menu ini bukan terbuat dari biji buah salak seperti namanya, melainkan terbuat dari bahan utama ubi jalar yang direbus lalu dihaluskan dengan tapioka dan dibentuk bulat-bulat kecil menyerupai bentuk biji buah salak.
2. Es Pleret
Es Pleret merupakan minuman khas dari Kota Blitar, Jawa Timur. Minuman ini berbahan dasar santan, gula, dan kue basah berwarna merah-putih yang disebut pleret.
Pleret terbuat dari campuran tepung kanji dan tepung beras yang diberi isian gula merah cair di dalamnya. Sehingga ketika digigit akan menciptakan sensasi rasa manis dan gurih yang meleleh di mulut. Selain kue basah tadi, ada juga cendol dan potongan serabi yang dijadikan bahan tambahan dalam es pleret.
3. Es Pisang Ijo
Menu ini sering ditemukan di banyak tempat, namun asalnya dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Seperti namanya, menu ini berbahan dasar pisang yang dibalut kulit berwarna hijau terbuat dari tepung kue atau biasa disebut dengan nagasari.
Kemudian dipotong-potong dan disajikan dengan bubur sumsum dengan tambahan sirup berwarna merah. Jangan lupa untuk menambahkan es batu agar semakin segar.
4. Jalakotek
Jajanan berbahan dasar tepung tapioka ini berasal dari Majalengka, Jawa Barat. Bentuknya menyerupai pastel dan biasanya berisi potongan sayur dan daging ayam kemudian digoreng. Teksturnya hampir serupa dengan olahan cireng isi, namun untuk isinya seperti isian risoles sayur.
5. Bubur Pacar Cina
Makanan khas Betawi ini sering dijumpai di banyak tempat. Seperti namanya, olahan ini berbahan dasar pacar cina yang direbus dan dicampur dengan bubur sumsum, santan, gula pasir, garam, dan daun pandan.
6. Es Timun Serut
Minuman yang menyegarkan ini cocok sebagai menu berbuka puasa untuk menghilangkan dahaga setelah seharian menahan diri untuk berpuasa. Es Timun Serut berasal dari Aceh, berbahan dasar mentimun yang diparut dan ditambahkan biji selasih.
Umumnya disajikan dengan tambahan sirup, es batu, dan perasan jeruk peras. Di beberapa tempat, minuman ini dikenal dengan Es Kuwut.
7. Mi Glosor
Mi Glosor merupakan makanan yang berasal dari Bogor, Jawa Barat. Selain namanya yang unik, mi glosor mempunyai tekstur yang berbeda dengan mi lainnya.
Mi glosor dibuat dari tepung singkong atau aci. Sehingga, tekstur mi jadi licin dan mudah ditelan. Selain itu, mi glosor terbuat dari bahan alami. Warna kuning pada mi juga berasal dari pewarna alami, yaitu kunyit.
Penyajian kuliner Ramadhan satu ini juga unik. Bukan hanya ditumis bersama dengan sayuran. Namun nantinya juga akan disajikan dengan sambal kacang dan gorengan sebagai pelengkap.
Nah, itulah informasi mengenai serba-serbi takjil salah satu budaya Ramadhan di Indonesia dilengkapi dengan sejarah dan pilihan menu takjil untuk berbuka puasa. Semoga informasi ini bermanfaat ya, detikers!
Artikel ini ditulis oleh Rayza Teguh Prastiyo peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/dil)