Nikmatnya Durian Pogog Khas Wonogiri, Berdaging Kuning Tebal nan Manis

Nikmatnya Durian Pogog Khas Wonogiri, Berdaging Kuning Tebal nan Manis

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Jumat, 22 Des 2023 13:32 WIB
Penampakan Durian Pogog Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, saat ditemui pada Rabu (20/12/2023).
Foto: Penampakan Durian Pogog Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, saat ditemui pada Rabu (20/12/2023). (Muhammad Aris Munandar/detikJateng)
Wonogiri -

Masa panen durian di Wonogiri telah tiba. Salah satu durian khas Wonogiri yang menghasilkan buah banyak adalah durian Pogog.

Nama Pogog sendiri diambil dari nama dusun setempat, yakni Dusun Pogog yang masuk di wilayah Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri. Wilayah Pogog termasuk kawasan dataran tinggi di Wonogiri.

Hampir semua warga di Dusun Pogog menanam atau mempunyai pohon durian. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Kelompok Tani Unggul Jati Dusun Pogog, Rimo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu awalnya hanya sedikit (yang menanam). Ada 63 orang, sekarang hampir semua menanam. Di sini ada 150 KK (kepala keluarga)," kata Rimo saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (20/12).

Ia mengatakan perkebunan durian di Pogog dirintis bersama pegiat pertanian Dusun Pogog sejak 2009 lalu. Kini jumlah pohon durian Pogog yang dibudidayakan sudah mencapai ribuan batang.

ADVERTISEMENT

Terkait perbedaan dengan durian lain, menurut Rimo, yang bisa membedakan adalah para konsumen atau penikmat durian. Namun yang pasti, durian Pogog dipanen setelah buah matang di pohon.

"Kami baru memanen (durian) kalau duriannnya sudah jatuh dari pohon," ungkap dia.

Penampakan Durian Pogog Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, saat ditemui pada Rabu (20/12/2023).Penampakan Durian Pogog Desa Tengger, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, saat ditemui pada Rabu (20/12/2023). Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Tekstur Daging Mirip Durian Montong

Berdasarkan pengamatan detikJateng, daging buah durian Pogog cukup tebal dengan ukuran biji yang kecil. Rasanya manis dan rata-rata berwarna kuning. Tekstur dagingnya tidak terlalu berair sehingga mirip durian montong.

Rimo mengatakan hasil panen durian pada musim ini berbeda dengan panen sebelumnya. Pasalnya bobot atau ukuran durian pada musim ini mengecil.

Pada tahun sebelumnya, lanjut dia, berat durian rata-rata di atas 6 kilogram. Bahkan banyak yang mencapai 10 kilogram atau lebih. Sedangkan pada tahun ini rata-rata hanya sekitar 3-4 kilogram. Mencari durian yang berbobot di atas 5 kilogram sulit.

"Ya problemnya karena cuaca. Banyak panas kurang air. Tapi meskipun kecil tapi rasanya lebih enak. Dulu yang sampai 10 kilogram itu matangnya tidak merata (dalam satu buah). Jadi tahun ini lebih enak rasanya," jelas Rimo.

Ia menuturkan, durian Pogog dijual dengan harga per kilogram. Satu kilogram dijual seharga Rp 50.000. Rata-rata para pembeli sudah datang ke Pogog sehingga para petani tidak harus menjual ke pasar.

Rimo menjelaskan, untuk pohon durian yang berusia di bawah 10 tahun, rata-rata satu pohon menghasilkan 15-20 buah. Sedangkan pohon berusia 10 tahun lebih atau besar bisa mencapai 50 buah dalam satu pohon.

"Ini baru awal (musim panen durian). Ini nanti sampai April (2024). Puncaknya (panen) Februari (2024). Di pohon masih banyak," kata Rimo.




(apu/ams)


Hide Ads