Panen raya durian telah tiba, termasuk di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ada durian 'Basar' yang menjadi salah satu unggulan. Tapi tak mudah untuk bisa menikmati durian super itu lantaran harus berebut bahkan inden.
Kecamatan Kaligesing merupakan salah satu sentra penghasil buah durian di Kabupaten Purworejo. Warga yang tinggal di Perbukitan Menoreh ini rata-rata memiliki pohon durian termasuk mbah Basar (78).
Warga Desa Hulosobo ini memiliki pohon durian berumur ratusan tahun tinggalan orang tuanya. Karena memiliki cita rasa yang khas, durian miliknya kemudian diberi nama durian 'Basar' sesuai dengan namanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pohon milik orang tua dulu turun-temurun. Rasanya agak pahit, dagingnya tebal, legit dan manis juga. Kalau durian lainnya kan cuma manis biasa," kata Basar saat ditemui detikJateng di kediamannya, Minggu (17/12/2023).
Meski banyak yang berminat, durian ini dijual relatif terjangkau dengan harga Rp 25 ribu untuk ukuran sedang dan Rp 30 ribu untuk yang besar ini. Hal ini membuat durian 'Basar' selalu menjadi rebutan setiap hari. Bahkan, ada yang inden demi mendapatkan durian tersebut.
"Tiap hari diambil pedagang pada rebutan, terus sudah ada yang pesan juga. Harganya Rp 30 ribu dapat yang besar," terangnya.
![]() |
Beruntung, detikJateng berkesempatan untuk mencicipi durian super unggulan Desa Hulosobo itu. Rasanya yang sedikit pahit namun legit bercampur manis menggigit memang bikin nagih.
Namun sayang, tak ada lagi buah tersisa yang bisa dibawa pulang lantaran sudah habis dipesan pembeli dan harus menunggu esok hari jika ingin kembali menikmati.
Sementara itu, Kepala Desa Hulosobo, Bangun Tri Utomo mengatakan bahwa Hulosobo memiliki berbagai varian durian berkualitas. Bahkan, desa-desa tetangga sengaja mengambil durian super dari Hulosobo untuk dijual di desanya.
"Jadi durian lokal Hulosobo itu kualitasnya bagus. Bahkan Somongari, Kaligono, Kaliharjo, lihat di jalan-jalan itu to itu ambil duriannya dari Hulosobo. Tapi yang terkenal malah durian dari desa-desa itu," sebutnya.
"Di Hulosobo banyak varian dan bagus-bagus, ada yang manis, pahit, semuanya enak. Keunggulan durian Mbah Basar ini daging buahnya tebal, kulit luarnya juga tebal sehingga buah jadi awet karena tidak mudah pecah, rasanya manis ada pahitnya," sambungnya.
Untuk mengangkat durian lokal Hulosobo terutama durian milik Mbah Basar, pihaknya telah mengajukan sertifikat ke Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) Jateng. Harapannya, durian tersebut bisa jadi indukan durian super di Hulosobo.
"Maka untuk mengangkat nama durian Hulosobo terus saya sertifikatkan biar muncul nama durian lokal dari Hulosobo. Harapan saya durian punya Mbah Basar ini bisa berkembang bisa jadi indukan untuk semua durian lokal di Hulosobo," imbuhnya.
Proses pengajuan sertifikat sendiri sudah berlangsung sejak setahun lalu. Diharapkan sertifikat akan segera keluar.
"Dulu dilihat dari bunga, pohon, daun dan sebagainya. Kalau sekarang dilihat dari buahnya. Sertifikat itu kan butuh proses yang lama, sebentar lagi jadi (sertifikatnya) karena sudah proses dari dulu," urainya.
Sebagai salah satu sentra penghasil durian, dalam sehari setidaknya ada ribuan durian yang keluar dari desa ini. Selain diborong oleh pembeli atau penjual dari Purworejo, pedagang dari luar kota pun tak mau kalah ikut ambil bagian.
"Para pedagang yang kulakan ada yang dari Jogja, Magelang, Wonosobo, bakul (pedagang) dari Tegal juga ada. Kalau Jakarta paling kirim pakai travel," pungkasnya.
(ahr/rih)