15 Jajanan Tradisional Khas Jawa Tengah, Tak Kalah Enak dari Makanan Modern

15 Jajanan Tradisional Khas Jawa Tengah, Tak Kalah Enak dari Makanan Modern

Muthia Alya Rahmawati - detikJateng
Jumat, 18 Agu 2023 14:23 WIB
Serabi Solo
Serabi Solo salah satu jajanan tradisional di Jateng (Foto: Gede Leo/d'traveler)
Solo -

Jajanan atau makanan tradisional biasanya menjadi pilihan wisatawan sebagai oleh-oleh atau buah tangan saat berkunjung ke Jawa Tengah. Ada sejumlah makanan di Jateng yang bisa menjadi pilihan dan dijamin rasanya tak kalah enak dari makanan modern yang saat ini mulai banyak macamnya.

Perkembangan zaman mendorong munculnya kreasi baru masyarakat termasuk dalam bidang kuliner hingga adanya beragam makanan modern. Namun, jajanan tradisional tetap memiliki daya tarik yang tak dapat diabaikan. Meskipun kita hidup dalam era makanan modern yang penuh dengan inovasi dan variasi, jajanan tradisional tetap memiliki tempat istimewa dalam hati masyarakat.

Berbagai hidangan lezat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi menunjukkan kekayaan budaya dan rasa yang melekat pada setiap wilayah, salah satunya adalah Jawa Tengah. Telah dirangkum detikJateng, berikut ini 15 jajanan tradisional khas Jawa Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

15 Jajanan Tradisional Khas Jawa Tengah

Intip

Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota Surakarta, surakarta.go.id, Intip merupakan istilah dalam Bahasa Jawa yang berarti kerak nasi. Kerak nasi ini digoreng dan menjadi makanan khas Solo. Proses pembuatannya lumayan panjang, mulai dari memasak nasi secara tradisional terlebih dulu hingga memunculkan kerak di bawah kendil, semacam panci tebal yang digunakan untuk menanak nasi pada zaman dahulu dan penjemuran kerak tersebut hingga kering sebelum akhirnya digoreng.

Selain dimakan langsung setelah digoreng, intip pun dapat dikreasikan. Salah satunya dengan menambah taburan kinco atau gula jawa cair di atas gorengan intip atau taburan garam halus jika ingin rasanya asin. Sisa nasi yang semi gosong ini menjadi kenikmatan tersendiri dan paling banyak dicari para pendatang untuk dijadikan oleh-oleh.

ADVERTISEMENT

Gethuk

Makanan khas Magelang ini terbuat dari singkong atau ketela pohon yang direbus kemudian ditumbuk halus. Jika ditarik ke belakang, pemilihan singkong di sini, karena pada zaman penjajahan dahulu sulit untuk menemukan beras, sehingga masyarakat berusaha mencari alternatif makanan pokok, yaitu singkong. Gethuk kemudian dikreasikan dengan menambah pewarna, mengubah tampilan, dan menambahkan rasa manis atau asin ketika pembuatannya. Gethuk biasanya disajikan dengan parutan kelapa sebagai topping.

Klepon

Klepon merupakan sejenis kue yang berbentuk bulat mungil dengan taburan kelapa parut di atasnya. Kue ini bertekstur legit. Ciri khas klepon adalah adanya isian gula merah cair, yang akan 'meledak' di mulut ketika digigit. Klepon juga biasa disajikan satu paket dengan gethuk.

Mendut

Masih dengan isian gula merah, selanjutnya ada mendut. Bukan gula merah saja, mendut merupakan makanan dari tepung ketan yang berisi campuran kelapa parut dan gula merah. Teksturnya lembut dan legit dengan rasa dominan manis. Tampilannya pun cantik dengan warna pink atau hijau, berbentuk segitiga atau limas, dan dibungkus menggunakan daun pisang. Kue ini biasa disajikan ketika acara penting, seperti hajatan atau selamatan. Namun, di pasar pun kini telah mudah menemukan mendut.

Lumpia

Warga Jawa Tengah, khususnya Semarang tentu sudah tidak asing dengan jajanan satu ini. Lumpia merupakan hasil dari perpaduan budaya Jawa dan Tiongkok yang berada di Semarang. Jajanan ini berbentuk tabung dengan isian rebung atau bambu muda. Lumpia kemudian digoreng, sehingga menghasilkan tekstur yang renyah. Lumpia biasanya disajikan bersama cabai rawit atau acar.

Serabi

Serabi merupakan jajanan khas dari Solo, Jawa Tengah. Bahan dasarnya adalah adonan tepung beras. Adonan ini kemudian dimasak di atas wadah tanah liat yang berbentuk seperti wajan kecil, kemudian dibakar menggunakan arang. Rasa dasarnya adalah gurih. Namun, terkadang serabi diberi topping lagi di atasnya, misalnya coklat sehingga menambah rasa manis pada serabi. Di Solo sendiri terdapat serabi yang sangat terkenal, yaitu Serabi Notosuman yang telah ada sejak tahun 1923.

Putu Ayu

Kata 'ayu' disematkan pada nama kue ini karena visualnya yang berwarna hijau dipadukan dengan warna putih dari kelapa membuat tampilan kue ini sangat cantik. Tekstur putu ayu mirip dengan kue bolu. Bahan dasarnya berasal dari tepung terigu, kelapa, dan gula. Putu ayu biasanya dicetak dengan bentuk bunga. Kue khas Jawa Tengah ini sangat cocok sebagai kudapan pendamping teh atau kopi di pagi hari.

Wajik

Masih di jajanan bercita rasa manis, selanjutnya ada wajik. Wajik dibuat dengan beras ketan yang dimasak bersama santan dan gula merah. Setelah matang, wajik kemudian dicetak dan dipotong berbentuk belah ketupat atau jajar genjang. Bentuk ini pada masyarakat Jawa sering disebut dengan wajik. Oleh sebab itu, makanan ini bernama wajik. Wajik memiliki tekstur yang lembut, legit, dan sedikit lengket.

Mendoan

Siapa orang Indonesia yang tak kenal dengan gorengan, mulai dari tempe goreng, bakwan, tahu, hingga pisang goreng. Gorengan khas Banyumas ini sudah sangat terkenal di Indonesia. Mendoan namanya, tempe yang diiris tipis, dibalur tepung dan digoreng mendo atau setengah matang. Mendoan sangat nikmat jika disajikan hangat dan dinikmati bersama cabe rawit atau sambal kecap. Mendoan pun telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) pada tahun 2021 lalu.

Jenang Krasikan

'Jenang' dalam Bahasa Jawa artinya adalah bubur. Namun, berbeda dengan bubur pada umumnya yang lembut dan disajikan di dalam mangkuk, Jenang Krasikan memiliki tekstur yang lebih kasar dan lebih sering dijadikan sebagai jajanan, tidak mirip dengan bubur. Jenang Krasikan terbuat dari beras ketan, gula jawa, santan, dan tambahan jahe. Tekstur kasar dari jajanan ini berasal dari beras ketan yang ditumbuk, kemudian dicampur dengan bahan lainnya. Jajanan khas Kabupaten Sukoharjo ini biasanya disajikan dalam bentuk potongan kecil dan tipis.

Capret Pekalongan

Sesuai namanya, jajanan ini berasal dari Pekalongan, Jawa Tengah. Capret adalah jajanan sejenis kerupuk yang terbuat dari tepung tapioka. Pembuatannya adalah dengan digoreng kering kemudian diberi bumbu Capret mudah ditemukan di pasar dan di toko oleh-oleh daerah Pekalongan.

Carang Madu

Jajanan manis dan renyah khas Jepara ini sangat cocok untuk dinikmati bersama teh atau kopi. Carang madu terbuat dari tepung beras, gula, santan yang dicampur menjadi adonan dan digoreng membentuk lembaran-lembaran tipis tidak beraturan mirip dengan sarang burung. Setelah matang, di atasnya kemudian diolesi dengan cairan gula merah.

Latopia

Latopia merupakan sejenis kue pia atau bakpia dari Tegal. Tampilannya serupa dengan bakpia pathok khas Jogja, tetapi sebenarnya ukuran Latopia lebih besar. Latopia dibuat dengan mencampurkan kacang hijau dan gula, lalu melapisi campuran tersebut dengan tepung sebelum akhirnya dipanggang. Isiannya pun semakin beragam seiring dengan perkembangan zaman, termasuk adanya variasi coklat dan keju. Sebagai pilihan oleh-oleh bagi para wisatawan, latopia sangat populer. Harganya juga tergolong terjangkau, yakni sekitar Rp 1.000 per bijinya.

Es Dawet Ayu

Setelah kenyang makan 13 jajanan sebelumnya, mari beralih ke minuman. Adalah es dawet ayu, minuman khas dari Jawa Tengah khususnya di daerah Solo dan Banjarnegara. Bahan dasar pembuatan es dawet ayu adalah tepung beras, gula merah, santan, dan es batu. Tepung beras digunakan untuk membuat semacam 'jeli' sebagai ciri khas dari es dawet ayu. Cita rasanya yang manis, legit, dan segar, ditambah dengan tekstur 'jeli' yang lembut membuat es dawet ayu sangat cocok untuk dinikmati kapan saja. Es dawet ayu sering dijumpai di pinggir-pinggir jalan, pusat keramaian, dan di dalam pasar tradisional daerah Jawa Tengah.

Es Gempol Pleret

Serupa dengan es dawet ayu, bahan dasar es gempol pleret adalah tepung beras, gula, santan, dan es batu. Tepung beras ini dibuat adonan yang kemudian dibentuk atau di gempol berbentuk bulat agak pipih. Sementara itu, pleret, yang juga berbahan tepung beras, dibentuk pipih memanjang dan diberi pewarna, seperti pink dan hijau. Dari sinilah asal penamaan es gempol pleret. Es gempol pleret biasanya disajikan di dalam mangkuk. Rasanya manis dan segar.

Fakta unik dari daerah asal es ini adalah ada dua daerah di Jawa Tengah yang mengklaim es ini berasal dari daerahnya, yaitu Jepara dan Solo Raya. Namun, terlepas dari asal daerah, es ini sudah sangat populer di Jawa Tengah.

Nah, itulah jajanan tradisional khas Jawa Tengah yang pastinya tidak kalah enak dari makanan modern. Jadi, detikers mau coba yang mana dulu, nih?

Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ams/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads