Filosofi Lemper, Camilan Khas Jawa yang Penuh Pesan Moral

Filosofi Lemper, Camilan Khas Jawa yang Penuh Pesan Moral

Noris Roby Setiyawan - detikJateng
Rabu, 07 Jun 2023 15:17 WIB
Resep Lemper Abon Sapi
Filosofi Lemper, Camilan Khas Jawa yang Penuh Pesan Moral. (Foto: dok. Malichatun)
Solo -

Lemper adalah salah satu dari sekian banyak jajanan tradisional yang terdapat di Pulau Jawa. Pada umumnya lemper dihidangkan oleh masyarakat Jawa ketika menggelar prosesi hajatan. Namun, seiring berjalannya waktu lemper sudah banyak diperjualbelikan sebagai camilan di pasar.

Makanan khas Jawa yang terbuat dari ketan dengan isian daging cincang ini memiliki tekstur yang lengket. Selain itu, lemper memiliki ukuran yang relatif cukup kecil yakni sebesar genggaman tangan dan dibungkus daun pisang sehingga memiliki aroma yang khas.

Hingga saat ini tidak diketahui secara pasti mengenai sejarah lemper baik pencipta maupun asal-usulnya. Namun, pada awal mulanya lemper tidak berisi daging cincang melainkan serundeng atau parutan kelapa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila dilihat secara lebih cermat, maka lemper tidak sebatas sebagai bentuk sajian pengganjal lapar saja, namun memiliki arti yang lebih mendalam daripada itu. Lantas bagaimana filosofi lemper?

Berikut ini penjelasan mengenai filosofi, pesan moral, dan resep membuat lemper, dikutip detikJateng dari buku 'Mendobrak Gastronomi Kultural Jawa: Dari Produksi Pengetahuan, Ruang Lingkup, Sampai Praktik Budaya Penulisan Esai Kreatifnya' oleh Uman Rejo dkk (2023), buku 'Kue-Kue Indonesia 165 Resep Panganan Populer Nusantara' oleh Yasa Boga (2015), dan buku 'Etnomatematika 1' oleh Listin Weniarni dkk (2022).

ADVERTISEMENT

Filosofi Lemper

Apabila dilihat secara lebih jauh, maka lemper tidak sebatas dipandang sebagai makanan untuk pengganjal rasa lapar semata. Namun, lemper memiliki arti yang lebih daripada itu. Lemper dalam bahasa jawa memiliki filosofi yang sangat mendalam, yaitu "lem ojo meper atau yen dilem atimu ojo memper" yang apabila diartikan dalam bahasa Indonesia berarti ketika dipuji janganlah bangga atau menyombongkan diri. Selain itu, bahan utama berupa ketan menjadikan lemper memiliki tekstur yang lengket. Dalam hal tekstur lemper ini memiliki arti atau sebagai simbol persaudaraan manusia yang saling menyatu satu sama lain.

Lemper juga dimaknai sebagai bentuk harapan akan datangnya suatu keberkahan atau rezeki dari Tuhan sehingga masyarakat pada zaman dahulu pada umumnya senantiasa menjadikan lemper sebagai salah satu hidangan atau sajian ketika menggelar hajatan seperti pernikahan, khitanan, maupun syukuran.

Pesan Moral Lemper

Dalam sebuah lemper setidaknya terdapat tiga pesan moral yang terkandung di dalamnya. Pertama, kulit luar berupa daun pisang yang menjadi bagian paling luar atau penutup dari lemper berfungsi untuk menjaga satu sisi yang ada dalam makanan. Adapun alasan menjadikan daun pisang sebagai pembungkus lemper karena mudah untuk dijumpai dan relatif tahan lama. Kedua, ketan merupakan isi terluar dari lemper yang terbuat dari bahan dasar beras ketan. Dalam hal ini ketan akan memberikan kenikmatan dan akan mengingatkan mengenai kuantitas keimanan. Terakhir adalah daging cincang yang menjadi inti dari lemper dan juga menjadi puncak kenikmatan dari lemper. Adapun makna dari daging cincang adalah sebagai bentuk puncak kenikmatan yang luar biasa.

Resep Lemper

Bahan

  • Beras ketan putih yang telah direndam selama 2-3 jam sebanyak 500 gram.
  • Santan 200 ml
  • Garam 1 sendok teh
  • Daun pandan 2 lembar
  • Daun pisang secukupnya

Isian

  • Daging ayam Β½ kg
  • Santan 200 ml
  • Daun salam 1 lembar
  • Serai 1 batang

Bumbu

  • Bawang putih 3 siung
  • Bawang merah 6 siung
  • Ketumbar 1 sendok teh
  • Kencur cincang Β½ sendok teh
  • Kemiri sangrai 2 butir
  • Garam Β½ sendok teh
  • Gula merah 2-3 sendok teh

Langkah-langkah

  1. Haluskan semua bumbu kemudian tumis hingga mengeluarkan aroma harum
  2. Tuang santan dan masukan daging ayam, salam, dan serai.
  3. Masak sampai cairan habis
  4. Angkat dan dinginkan
  5. Kukus ketan bersama dengan daun pandan sampai setengah matang
  6. Pindahkan ke wadah lain kemudian beri santan dan garam
  7. Jerang di atas api kecil sampai santan habis terserap
  8. Kukus kembali hingga matang
  9. Selagi panas, ratakan nasi ketan dalam loyang datar setebal 1 cm
  10. Potong @6 x 8 cm
  11. Untuk sepotong ketan beri 1 sendok makan adonan isi
  12. Rapatkan dan bentuk lonjong
  13. Lilit atau bungkus seluruhnya dengan daun pisang

Artikel ini ditulis oleh Noris Roby Setiyawan peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads