Nasi glewo merupakan salah satu kuliner khas Semarang yang cukup dikenal sejak masa lalu. Namun, kini kuliner ini susah dicari karena penjualnya semakin langka.
Kuliner ini menjadi suguhan utama dalam salah satu rangkaian acara hari ulang tahun ke-476 Kota Semarang yang digelar sore ini, Selasa (2/5/2023). Ribuan porsi nasi glewo disajikan untuk masyarakat di halaman Balai Kota Semarang.
Ternyata, warga yang datang di acara tersebut rata-rata mengakui bahwa mereka sudah sangat jarang menjumpai kuliner tersebut.
Salah satu warga yang datang ke HUT Kota Semarang, Fidyastina juga baru tahu soal Nasi Glewo ketika ada pengumuman makan bersama di acara tersebut. Bahkan dia sempat bertanya ke teman-temannya.
"Kemarin waktu dikasih tahu di event ini ada nasi glewo ternyata di Semarang ada ini. Sempat tanya teman-teman. Katanya ada bentuk bubur dan nasi. Ada yang bilang kayak bubur suro, ternyata seperti ini. Baru pertama kali ini," kata Fidyastina di Balai Kota Semarang, Selasa (2/5/2023).
Warga yang lain, Mega mengaku pernah menjumpai seorang pedagang nasi glewo. Namun kemudian dia sudah tidak pernah menjumpainya lagi.
"Saya pernah lihat cuma satu yang jual. Susah carinya," kata Mega.
![]() |
Anggota Komunitas Kuliner Semarang, Firdaus membenarkan dari penelusurannya memang penjual Nasi Glewo sulit ditemukan. Namun warga sesepuh di sekitar Kauman Semarang ternyata masih banyak yang bisa memasak dan menghidangkan nasi glewo.
"Nasi glewo ini asli Semarang. Mungkin cara jualnya yang kurang menarik sehingga tidak populer. Mungkin bisa dijual seperti nasi gandul yang toppingnya dipisah dan pelanggan bisa memilih," kata Firdaus.
Nasi Glewo merupakan nasi dengan kuah santan dengan lauk daging dan urat sapi atau koyor. Kuliner ini memang sepintas terlihat cukup mirip dengan nasi gandul khas Kabupaten Pati.
detikJateng juga ikut mencicipi nasi glewo di acara tersebut. Paduan kuah santan dan daging serta koyor cukup nikmat apalagi ditambah emping yang selalu jadi pasangannya.
(ahr/aku)