Uji Nyali di Angkringan Horor Sumpiuh Banyumas, Ada Pocong-Noni Belanda

Uji Nyali di Angkringan Horor Sumpiuh Banyumas, Ada Pocong-Noni Belanda

Anang Firmansyah - detikJateng
Sabtu, 18 Mar 2023 06:30 WIB
Nini Poci dan Noni Belanda yang menjadi karakter khas Angkringan Horor di Pasar Desa Selanegara, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jumat (17/3/2023) malam.
Nini Poci dan Noni Belanda yang menjadi karakter khas Angkringan Horor di Pasar Desa Selanegara, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jumat (17/3/2023) malam. Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Kain putih nan lusuh menjuntai di salah satu tiang di pojok barat Pasar Desa Selanegara, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, kemarin malam. Dalam suasana kuning temaram itu, tampak sosok pocong dan wanita bergaun merah dengan riasan pucat.

Dua figur berjuluk Nini Poci dan Noni Belanda itu bukanlah pemeran dalam rumah hantu seperti yang biasa dijumpai di pasar malam. Mereka pelayan dari sebuah kedai eksentrik bertajuk Angkringan Horor.

Namun tak sehoror nama kedainya, dua pelayan jelita berkostum hantu itu ramah melayani pelanggan malam itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilik Angkringan Horor, Wasis Pratama (34) mengatakan usaha angkringan ini sudah berjalan dua tahun. Bisnis ini terinspirasi dari sebuah rumah kosong di sebelah timur rumahnya yang dianggap angker.

Nini Poci dan Noni Belanda yang menjadi karakter khas Angkringan Horor di Pasar Desa Selanegara, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jumat (17/3/2023) malam.Nini Poci dan Noni Belanda yang menjadi karakter khas Angkringan Horor di Pasar Desa Selanegara, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Jumat (17/3/2023) malam. Foto: Anang Firmansyah/detikJateng

"Usaha angkringan horor sejak September 2021. Awalnya di sebelah timur rumah ada rumah kosong. Saya kepikiran buat angkringan di lahan rumah kosong itu karena banyak yang menjuluki rumah hantu," katanya saat ditemuidetikJateng, Jumat (17/3/2023) malam.

ADVERTISEMENT

Sayangnya, ujar Wasis, si empunya rumah itu tidak mengizinkan jika rumahnya dibuat angkringan berkonsep horor. "Yang punya kebetulan tinggal di Amerika," terangnya.

Menurut Wasis, penggunaan kostum hantu itu hanya untuk branding usaha agar punya karakter yang berbeda dari angkringan lain. Dua tahun berjalan, konsep horor itu dinilainya cukup sukses.

"Awalnya hanya setiap weekend saja karakter pocong dan noni Belanda keluar. Tapi karena karakternya kuat jadi akhirnya saya putuskan setiap hari," jelasnya.

Makanan yang disajikan cukup beragam, khas angkringan pada umumnya. Tersedia berbagai macam minuman dan makanan dengan harga terjangkau.

"Harganya mulai dari Rp 1.500 sampai Rp 7.000. Kalau yang rekomendasi nasi bakarnya dikasih harga Rp 5.000. Sate-satean seperti usus, ceker, dan kepala juga beragam harganya," ungkapnya.

Bagi detikers yang penasaran ingin merasakan sensasi santap malam dilayani Nini Poci atau Noni Belanda, sila ke Angkringan Horor. Lokasinya tak jauh dari jalan Lingkar Sumpiuh. Kedai ini buka setiap hari dari pukul 17.00 hingga 00.00 WIB.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads