Nikmatnya Pecel Empal Legendaris Mbah Nemleg Baturetno, Eksis Sejak 1937

Nikmatnya Pecel Empal Legendaris Mbah Nemleg Baturetno, Eksis Sejak 1937

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Sabtu, 25 Feb 2023 12:30 WIB
Menu pecel empal di warung Mbah Nemleg, Dusun Batu Kidul, Desa Baturetno, Kecamatan Baturetno, Wonogiri.
Menu pecel empal di warung Mbah Nemleg, Dusun Batu Kidul, Desa Baturetno, Kecamatan Baturetno, Wonogiri. (Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng)
Wonogiri -

Warung makan legendaris banyak ditemui di Wonogiri. Salah satunya adalah warung pecel Mbah Nemleg yang berlokasi di Dusun Batu Kidul, Desa Baturetno, Kecamatan Baturetno.

Warung pecel ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia, tepatnya pada 1937. Kini warung pecel Mbah Nemleg sudah dikelola oleh generasi ketiga yakni Sudarsih (62).

Menu andalan di warung ini adalah pecel empal (daging sapi). Dengan resep masakan yang turun-temurun, warung pecel Mbah Nemleg mampu mempertahankan cita rasa makanan yang khas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudarsih mengatakan warung pecel Mbah Nemleg awalnya didirikan oleh mbahnya yang bernama Sonojoyo pada 1937. Saat awal buka, warung Mbah Sonjoyo menyajikan hidangan nasi pecel dan aneka gorengan serta makanan tradisional.

Saat itu warungnya masih berwujud seperti gubuk. Sehingga pekarangan atau lahan kosong lebih luas daripada bangunan warungnya. Dulu warung itu berdiri di bawah pohon Kuweni. Namun pohon itu kini sudah tidak ada karena tumbang akibat usianya yang sudah terlalu tua.

ADVERTISEMENT

"Dulu sini buat jujukan wedangan. Orang-orang dari Pacitan, Tirtomoyo, Eromoko mampir ke sini. Dulu khasnya terik (kuah kuning seperti opor) sama baceman. Jadi pesennya nasi pecel terik," kata Sudarsih kepada detikJateng, Selasa (21/2/2023).

Menurutnya, dulu para pedagang sapi sering mampir ke warung pecel Mbah Nemleg. Sebab pada zaman dulu sapi dari Pacitan hanya dituntun.

Saat para pedagang sapi sampai di Baturetno pukul 24.00 WIB, warung Mbah Sonojoyo sudah ada jajanan yang tersaji. Sehingga dulu bukanya hampir 24 jam.

Seiring berkembangnya waktu, warung pecel yang semula dikelola Mbah Sanjoyo diteruskan oleh anaknya yang bernama Katinem. Mbah Katinem inilah yang dijuluki banyak orang dengan sebutan Mbah Nemleg.

Di generasi Mbah Nemleg, terdapat menu tambahan berupa Nasi Pecel Empal. Selain itu ada sajian khas makanan ketan dan bacem yang disajikan dalam satu pirung. Warung yang digunakan berjualan pun mulai berwujud rumah yang terbuat dari kayu atau gebyok.

"Meski ada pecel empal, tapi pecel terik masih terus ada. Sampai sekarang juga masih ada pecel terik. Orang-orang yang tahu zaman dulu, sampai sekarang juga masih mencari pecel terik. Jadi saya juga tidak meninggalkan ciri khas," ungkap Sudarsih.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Setelah Mbah Nemleg sudah tak mampu berjualan, warung pecel dikelola oleh Sudarisih. Mulai 2009, warung mulai dibangun layaknya rumah pada umumnya.

Menurut Sudarsih, pecel di warung Mbah Nemleg tak jauh berbeda dengan pecel pada umumnya. Namun di warung pecel ini ada tambahan kencur dan jeruk purut di bumbunya. Sehingga cita rasanya lebih kuat.

"Ya bisa bertahan sampai sekarang kuncinya di bumbunya. Cara memasukkan sayurannya juga ada resepnya sendiri. Kalau menu andalannya untuk saat ini pecel empal. Tapi yang paling banyak cari pecel tempe," kata Sudarsih.

Dengan modal Rp 5.000, pembeli sudah bisa menikmati pecel tempe di warung makan Mbah Nemleg. Untuk menu spesial nasi pecel empal, satu porsi harganya Rp 20.000-Rp 25.000. Sedangkan untuk pecel telur berkisar antara Rp 10.000-Rp 15.000.

Warung Mbah Nemleg buka mulai pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB. Sehingga sudah tidak seperti dulu yang buka hampir 24 jam. Selain pecel, warung Mbah Nemleg juga menyediakan makanan khas Wonogiri yakni sayur lombok ijo.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Makan Mi Ayam Legendaris di Kawasan Elit Pulo Mas Jaktim"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)


Hide Ads