Wonogiri mempunyai makanan khas yang dikenal sejak zaman dahulu bernama goso. Makanan yang disebut hanya ada di musim tertentu ini biasa dihidangkan dalam acara kenduri.
Makanan ini kini mulai sulit didapatkan di Wonogiri. Bahkan di warung-warung makan yang ada di Wonogiri belum tentu menjual makanan berwarna cokelat ini.
Salah satu pedagang makanan yang masih menjual goso adalah Sarni. Biasanya, ia berjualan goso di Pasar Dhoplang, Desa Pandan, Kecamatan Slogohimo, pada setiap Minggu pagi.
Sarni mengatakan goso merupakan makanan berbahan dasar gude sejenis kacang yang tumbuh di musim tertentu. Sebelum dimasak menjadi goso, gude dikeringkan terlebih dahulu. Setelah kering gude kemudian digoreng menggunkan wingko (terbuat dari gerabah).
"Digoreng dulu menggunakan wingko agar aromanya sedap, jadi tidak langsung dimasak. Saat digoreng dijos pakai air. Nanti menggelembung membesar kemudian baru dimasak," kata Sarni kepada detikJateng, Selasa (24/1/2023).
Sarni mengatakan bahan membuat goso yaitu gude dan parutan kelapa. Sementara itu, bumbu masakan yang digunakan seperti bumbu sayur pada umumnya.
"Parutan kelapa ini dimasukkan memakai santan. Kemudian bumbu juga ikut dimasukkan. Sehingga baru bisa menyatu. Rasanya tidak terlalu asin dan tidak terlalu manis, sesuai makanan khas Wonogiri," kata Sarni.
Pengelola Pasar Dhoplang, Abdul Wahid Ahmadi, mengatakan gude yang digunakan sebagai bahan dasar goso hanya ada pada musim tertentu. Ada beberapa petani yang bisa menyimpan gude. Namun tidak berlangsung lama, hanya sekitar satu hingga dua bulan.
"Gude ini kan tanaman musiman. Tapi ada petani yang bisa spekulasi menanam. Sehingga terkadang gude juga bisa didapat dengan mudah," ungkap dia.
Wahid menuturkan, biasa Goso dijadikan lauk makanan pada kegiatan kenduri. Terkhusus pada acara brokohan, seperti sepasaran bayi, kelahiran anak, dan kelahiran hewan ternak (sapi).
"Jadi memang adanya di momen tertentu saja. Orang nduwe gawe (resepsi atau hajatan) tidak ada makanan itu. Kalau di acara kenduri itu kan nasinya bancakan. Komposisinya ya itu cabuk, goso dan lain-lain," kata Wahid.
Simak Video "Ritual Kenduri Laut, Aceh"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)