Pemberian nama pada sejumlah hal di Jawa pada zaman dahulu banyak berasal dari alasan sederhana yang tampak di sekitarnya. Tidak terkecuali nama sejumlah makanan yang bahkan terdengar jorok dan vulgar walau rasanya enak.
Berita terkait nama-nama makanan 'jorok' ini menjadi salah satu yang mendapat pembaca terbanyak di detikJateng.
Sejarawan asal Solo, Heri Priyatmoko, mengatakan penamaan yang dilakukan oleh orang Jawa tidak rumit. Biasanya terinspirasi dari hal-hal yang dijumpai dan kemudian disepakati secara kolektif hingga akhirnya turun-temurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wong Jawa senantiasa tidak memperumit dalam perkara penamaan barang. Acap terinspirasi dengan apa yang dijumpai di sekitarnya," terang Heri pada bulan Februari lalu.
"Orang Jawa memang pada prinsipnya gampang menamakan suatu barang atau makanan dari apa yang pernah dilihatnya," lanjutnya.
Nah, ini dia nama-nama jorok dari makanan enak di Jawa Tengah dan Yogyakarta, jangan baper, ya.
Kupat Jembut
Makanan dengan unsur nama rambut kemaluan ini bisa ditemui saat kemeriahan Syawalan di sebelah timur Kota Semarang. Tidak seseram namanya, makanan ini sebenarnya berupa ketupat yang tengahnya dibelah dan berisi sayur dan taoge.
![]() |
Kuliner ini ada pasca-Perang Dunia Kedua ketika warga yang ekonominya terbatas ingin menggelar tradisi Syawalan. Maka Kupat Jembut jadi pilihan karena sederhana dan murah. Untuk rasanya cukup nikmat, tergantung dari sayur yang diselipkan ke tengah ketupat.
Es Dawet Jembut Kecabut
Ngilu ketika mendengar nama minuman pelepas dahaga asal Purworejo ini. Tapi setelah lihat wujudnya, rasanya ingin mencoba. Racikan minuman dari dawet dan cendol hitam yang dicampur santan, pemanis dari gula kelapa, dan es.
![]() |
Untuk namanya, sebenarnya diambil dari singkatan tempat kuliner khas ini dijual yaitu berada di Jembatan Butuh (Jembut) Kecamatan Butuh (Kecabut). Ada-ada saja.
Kontol Pesok
Vulgar sekali namanya sehingga mungkin risih ketika harus menyebut nama makanan berbentuk lonjong itu. Ya, memang karena bentuknya yang lonjong kemudian tersemat nama kelamin pria pada makanan yang dikenal di Brebes itu.
Makanan tersebut sebenarnya merupakan roti manis yang ditaburi wijen dan digoreng hingga kering. Orang di Breseb zaman dulu menamainya Kontol Pesok karena lonjong dan mudah peyot.
![]() |
Tidak hanya di Brebes, kuliner ini ada di banyak daerah dengan penyebutan berbeda. Di beberapa daerah di Jawa Tengah biasa disebut Bolang-baling. Yang paling ngetren sekarang disebut dengan Odading.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Turuk Bintul
Jika tadi ada nama yang terinspirasi kelamin pria, di Jepara juga ada makanan yang namanya dari kelamin wanita dalam bahasa Jawa yaitu Turuk Bintul. Nama Turuk diambil dari nama kemaluan, sedangkan Bintul memiliki arti bengkak kecil.
![]() |
Jajanan ini secara umum berbentuk lonjong dengan ada taburan kacang tolo. Seolah-seolah terdapat bekas bintul atau bengkak kecil. Rasa Turuk Bintul ini gurih, dan semakin nikmat untuk menemani secangkir kopi dan teh hangat.
Bahan pembuatan Turuk Bintul yaitu ketan dicampur dengan kacang tolo. Cara membuatnya pertama merendam ketan dan kacang tolo. Setelah itu rebus santan sampai mendidih. Lalu ketan yang sudah dicampur dengan kacang tolo dimasukkan. Kemudian dikukus selama kurang lebih 1 jam.
Bajingan
Ini bukan sedang mengumpat, tapi memang nama makanan di Kabupaten Magelang. Kuliner berbahan dasar ketela pohon atau singkong itu rasanya enak dan manis.
![]() |
Cara membuatnya cukup mudah, yaitu memotong singkong sesuai selera. Kemudian merebus air nira hingga mendidih. Potongan singkong kemudian dimasukkan ke rebusan nira hingga air nira habis dan singkong menjadi empuk.
Tai Kucing
Nama makanan Tai Kucing mungkin tidak asing sejumlah daerah di Jawa Tengah termasuk Solo. Ada nama lain dari camilan ini yaitu Widaran Manis.
![]() |
Tai Kucing di Solo berbahan dasar tepung ketan dan ada yang disajikan dengan warna-warni. Di beberapa daerah, salah satunya Kota Semarang, Tai Kucing ini berupa camilan berwarna putih dengan bentuk lonjong kecil-kecil. Rasanya manis.
Bol Jaran
Masih seputar kuliner dengan nama anatomi. Kali ini bol atau anus yang dipakai untuk nama camilan. Bol Jaran (kuda) adalah nama camilan berwarna merah yang sebenarnya menggugah selera dengan rasa yang manis.
![]() |
Bol Jaran terbuat dari tepung ketan, gula pasir, santan, garam, pewarna, dan pisang secukupnya. Sedangkan isiannya menggunakan kacang hijau kupas, santan, gula pasir, garam, dan vanili.
Rondo Royal
Kali ini nama kulinernya tidak menjijikkan, tapi tetap unik yaitu Rondo Royal kalau dalam bahasa Indonesia mungkin bisa disebut janda yang dermawan atau suka berbagi. Bentuknya gorengan bulat dengan rasa yang manis.
![]() |
Bahan utamanya adalah tape singkong, tepung terigu, gula pasir, garam secukupnya. Cara membuatnya, tape singkong dibersihkan dari serat-seratnya dan dibentuk bulat.
Untuk pelapisannya, campur terigu, garam, gula, dan air secukupnya. Aduk hingga merata dan adonan menjadi lumer. Seperti gorengan lainnya, tape dicelup adonan tepung dan digoreng.
Roti Bokong
Namanya sederhana, tapi cukup bikin risih. Kuliner asal Purbalingga ini dinamai Roti Bokong karena memang bentuknya mirip pantat.
![]() |
Bahan dasar kuliner itu terbuat dari tepung beras, kacang hijau, dan gula jawa. Walau terlihat seperti kue kering, sebenarnya kue itu kenyal.
Rasanya manis dan isian kue berupa kacang hijau dan gula jawa di dalamnya lumer di mulut.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Peli Kipu
Kuliner manis dengan nama kelamin laki-laki masih ada lagi yaitu Peli Kipu yang sebenarnya juga dikenal dengan Mancho. Makanan ini bisa ditemui di pusat oleh-oleh salah satunya di Solo.
![]() |
Bahan dasar dari camilan ini adalah tepung yang diolah menjadi kue kering ditaburi wijen. Seperti Onde-onde tapi memanjang dan lebih legit. Ketika digigit berasa bagian tengahnya kopong tapi manis.
Kontol Kejepit
Lagi-lagi kuliner bernama jorok yang bikin ngilu, yaitu Kontol Kejepit atau Tolpit. Kali ini kuliner berasal dari Bantul, DIY. Sebenarnya ada nama lainnya yaitu kue Adrem.
![]() |
Salah satu produsen Tolpit, Kisminah mengatakan dari cerita yang didengar, nama nyeleneh itu memang untuk menarik perhatian pembeli. Tapi memang pembuatannya dengan cara dijepit.
"Jadi harus dijepit kalau tidak dijepit kan kurang menarik cuman kayak kue apem itu. Nah, ini kan cara menariknya harus dijepit dulu terus kelihatan menarik ada bentuknya," kata Kisminah.
Tahu Plekek
Nama kuliner khas Grobogan ini lebih ke nyeleneh. Kata plekek berkonotasi negatif karena biasa disebutkan untuk mengumbar organ vital wanita. Tapi dalam hal ini yang diumbar adalah bagian dalam tahu.
![]() |
Tahu ini tanpa pengawet, menyajikannya yaitu tahu yang digoreng dibelah bagian tengahnya. Kemudian tahu 'diplekek' hingga bagian luar atau kulit tahu berada di dalam.
Rasanya renyah, gurih, dan pedas. Camilan ini cukup banyak digemari terutama di Grobogan. Tekstur krispinya bisa bertahan lama.