Antraks di Gunungkidul 1 Meninggal-85 Suspek, Dinkes DIY: Harusnya KLB!

Antraks di Gunungkidul 1 Meninggal-85 Suspek, Dinkes DIY: Harusnya KLB!

Adji G Rinepta - detikJateng
Rabu, 05 Jul 2023 19:15 WIB
Petugas saat mengambil sampel tanah di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (5/7/2023).
Petugas saat mengambil sampel tanah di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Rabu (5/7/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Yogyakarta -

Kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul, DIY, memakan satu korban jiwa dan puluhan orang lainnya teridentifikasi suspek antraks. Menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, kondisi ini seharusnya sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

"Jadi kasus antraks ini, satu atau lebih dari satu sudah ada yang menyebabkan kematian ya harusnya distatuskan KLB. Apalagi itu kan 80 sekian yang terdeteksi menjadi suspek ya, sudah KLB harusnya," kata Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie saat dihubungi wartawan, Rabu (5/7/2023).

Pembajun menjelaskan penetapan status KLB dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, bukan Pemerintah Provinsi. Setelah penetapan KLB, penanganannya akan dilakukan oleh Pemprov.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi KLB itu dalam Undang-Undang KLB harus distatuskan dulu dari kabupaten. Walaupun di dalam SPM, KLB itu menjadi kewajiban Provinsi untuk penanganannya, tetapi status itu harus ditetapkan dulu secara berjenjang," jelas Pembajun.

"Tapi kan kita nunggu (Pemkab) Gunungkidul. Kalau Gunungkidul tidak menyatakan KLB, ndak bisa Pak Gubernur mengatakan KLB," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Padahal, Pembajun menuturkan, kasus antraks di Gunungkidul ini sudah ada sejak awal Juni. Diawali dengan laporan salah satu rumah sakit ke Dinkes Kabupaten Gunungkidul tentang adanya kasus antraks pada manusia.

Setelah itu, Dinkes DIY bersama Dinkes Kabupaten Gunungkidul melakukan pendalaman dan tracing langsung ke lokasi. Kemudian ditemukan 85 orang yang diindikasi terpapar antraks, 3 orang di antaranya dinyatakan positif.

"Bulan Juni sudah ada kasus ini, kami sudah bergerak ke bawah dan kami sudah minta kabupaten untuk memberikan statusnya KLB, supaya masyarakat waspada. Jadi begitu ada kasus, kami turun, kami lakukan penelitian Epidemiologi. Itu sudah SOP," terang Pembajun.

"Makanya kenapa bisa ketemu 85 (orang) itu karena kita turun ke bawah, walaupun belum ada status itu (KLB)," tambahnya.

Sebanyak 85 orang yang diindikasi terpapar antraks itu telah diambil sampel darahnya untuk memastikan positif antraks atau tidak. Bagi yang dinyatakan positif saat ini telah dilakukan perawatan intensif.

"Jadi gejala-gejala klinis yang tampak misalnya ada korengnya, demamnya. Karena gejala klinisnya ada maka kita sebut mereka suspek. Termasuk yang 85 itu masih dianalisa darahnya," pungkas Pembajun.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads