Suasana haru mengiringi pemakaman mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof Sri Adiningsih di Gunung Sempu Hills Memorial Park, Pedukuhan Sambungan, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul. Ratusan orang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhumah.
Pantauan detikJateng, tampak ratusan orang yang didominasi mengenakan pakaian putih hadir di pemakaman Adiningsih. Tampak pula karangan bunga dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Ketua DPR Puan Maharani, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terpampang di sekitar lokasi pemakaman.
Setelah melalui serangkaian prosesi, beberapa orang mulai menurunkan peti berisi jenazah Adiningsih ke liang lahad. Selanjutnya, tampak beberapa orang mulai menguruk tanah untuk menutupi liang lahad tersebut.
Selang beberapa menit kemudian, liang lahad pun tertutup dan berlanjut dengan beberapa patah kata pemimpin prosesi tersebut. Hal tersebut lalu berlanjut dengan penaburan bunga yang diawali dari keluarga Adiningsih.
Tampak raut muka sedih tak bisa disembunyikan dari suami dan anak Adiningsih saat menaburkan bunga. Setelah penaburan bunga dari keluarga inti, beberapa pelayat tampak mengantre untuk menaburkan bunga dan sesekali mengabadikan momen dengan memotret tempat pemakaman.
Suami Adiningsih yakni dr Kunta Setiaji mengenang istrinya sebagai sosok yang serba teratur. "Dia orangnya semuanya serba teratur dan semuanya serba terencanakan," katanya kepada wartawan di Kasihan, Bantul, Minggu (18/6/2023).
Terkait apa yang belum tercapai dari keinginan istrinya, Kunta mengungkapkan terkait mengutamakan pembangunan dari desa. Pasalnya, sang istri dahulu merupakan Ketua Wantimpres Presiden Jokowi periode 2014-2019.
"Saya dengar-dengar aja misalnya kemajuan berbasis desa, jadi apa-apa tidak di kota tapi dari desa," ujarnya.
Sementara itu, anak Adiningsih yakni Stri Nariswari Setiaji mengatakan jika sang ibu adalah sosok yang kerap memikirkan dan menolong orang lain. Stri juga mengenang beberapa kali kerap berdiskusi dan membantu almarhumah ibunya.
"Ibu itu orang yang selalu memikirkan orang lain. Ibu itu kan ekonom ya, jadi saya kadang bantu-bantu sedikit, diskusi dan ibuk sangat memikirkan seperti Indonesia mau dibawa ke mana. Kalau lihat berita di TV suka berkomentar harusnya itu gini, gini," katanya.
Sebelumnya, mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof Sri Adiningsih meninggal dunia, Sabtu (17/6) petang. Eks Ketua Wantimpres Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu meninggal di RSUP Dr Sardjito. Sri Adiningsih yang juga salah satu guru besar UGM tutup usia di umur 62 tahun.
(aku/ahr)