Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku sangat kehilangan dengan wafatnya eks Wantimpres Prof Sri Adiningsih. Menurutnya, Sri Adiningsih meninggalkan banyak pemikiran untuk Indonesia.
Sri mengatakan, bahwa dirinya pernah bersama-sama almarhumah Adiningsih memberikan pemikiran untuk Indonesia saat era reformasi. Pemikirannya, kata Sri, lebih ke arah koreksi tata kelola perbankan.
"Pemikiran beliau, seperti dalam reformasi banyak hal yang kita perlu koreksi waktu itu, tata kelola di bidang perbankan dan di dalam perusahaan dalam ekonomi pembangunan sektor keuangan," katanya kepada wartawan di PUKJ, Kasihan, Bantul, Minggu (18/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, Sri menilai Adiningsih telah berkontribusi banyak bagi sektor perekonomian Indonesia. Sepertinya halnya memperbaiki dan mendeteksi risiko agar Indonesia tidak dilanda krisis moneter.
"Bu Nining itu punya kontribusi banyak dalam pemikiran untuk bagaimana Indonesia tidak terkena krisis kembali, memperbaiki dan mendeteksi risiko-risiko awal sehingga sektor keuangan sehat, perbankan terutama," ujarnya.
Selain itu, Sri menyebut jika almarhumah dahulu sangat aktif dalam melakukan advokasi di masa krisis moneter. Sri juga mengenang bagaimana pernah satu tim dalam merumuskan amandemen UUD 1945, khususnya terkait pasal ekonomi.
"Secara profesional akademis, banyak sekali kita bersama-sama, saat masa krisis perbankan ekonomi aktif sekali melakukan advokasi. Kita juga di zaman reformasi menjadi tim untuk mendukung perumus untuk amandemen UUD 1945 terutama pasal ekonomi," katanya.
Oleh sebab itu, Sri mengaku sangat kehilangan dengan meninggalnya Sri Adiningsih. Sri mengaku jika Adiningsih adalah sahabat baiknya.
"Selalu menolong siapa saja, muridnya, temannya, luar biasa, saya sangat kehilangan seorang sahabat baik," ucapnya.
Sebelumnya, mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof. Sri Adiningsih meninggal dunia, Sabtu (17/6/2023) petang. Eks Ketua Wantimpres Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu meninggal di RSUP Dr Sardjito. Sri Adiningsih yang juga salah satu guru besar UGM tutup usia di umur 62 tahun.
(ahr/ahr)