Menteri Keuangan Sri Mulyani melayat eks Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof. Sri Adiningsih di perkumpulan urusan kematian Jogja (PUKJ), Kasihan, Bantul. Dalam kegiatan itu dia menceritakan kedekatannya dengan Sri Adiningsih.
"Bu Sri Adiningsih ya, teman saya baik sekali dari kami masih mahasiswa dulu, waktu saya masih di UI dan beliau masih di UGM, belum sarjana," katanya kepada wartawan di PUKJ, Kasihan, Bantul, Minggu (18/6/2023).
Pertemuan pertama itu, kata Sri Mulyani, terjadi di Universitas Padjadjaran, Jawa Barat. Saat itu mereka berdua sama-sama aktif dalam kegiatan lomba debat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah bertemu di dalam beberapa kegiatan seperti lomba debat mahasiswa, waktu itu kita pertama kali bertemu di (Universitas) Padjadjaran tempatnya," kata dia.
"Lalu kita meneruskan S2 dan S3 kebetulan tahunnya hampir sama, beliau duluan terus saya kemudian menyusul setahun kemudian. Tapi kemudian dia Master berhenti, saya terus. Kemudian dia balik lagi untuk PhD," ujarnya.
Saat krisis moneter di akhir pemerintahan Orde Baru hingga awal reformasi, Sri Mulyani juga sering bertemu membicarakan masalah ekonomi. Mereka bahkan sempat satu tim dalam merumuskan amandemen UUD 1945, khususnya terkait pasal ekonomi.
"Secara profesional akademis, banyak sekali kita bersama-sama, saat masa krisis perbankan ekonomi aktif sekali melakukan advokasi. Kita juga di zaman reformasi menjadi tim untuk mendukung perumus untuk amandemen UUD 1945 terutama pasal ekonomi," katanya.
Sri Mulyani mengaku sangat kehilangan sahabat baiknya itu.
"Selalu menolong siapa saja, muridnya, temannya, luar biasa, saya sangat kehilangan seorang sahabat baik," ucapnya.
Sebelumnya, mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Presiden Joko Widodo (Jokowi) Prof. Sri Adiningsih meninggal dunia, Sabtu (17/6/2023) petang. Salah satu guru besar UGM ini meninggal di RSUP Dr. Sardjito dalam usia 62 tahun.
(ahr/ahr)