Tawuran antara massa Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Brajamusti di Jalan Taman Siswa (Tamsis) Jogja pada Minggu lalu berdampak pada Museum Taman Siswa Dewantara Kirti Griya. Beberapa peninggalan Ki Hajar Dewantara rusak akibat kericuhan itu. Berikut 5 faktanya.
1 Polda DIY Minta Maaf-Bertanggung Jawab
Mewakili institusi kepolisian DIY, Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan telah meminta maaf kepada pihak Yayasan Tamansiswa karena telah menggunakan fasilitas milik yayasan tersebut saat terjadi tawuran antara kelompok PSHT dan Brajamusti pada Minggu (4/6) malam.
Permintaan maaf itu disampaikan Irjen Suwondo saat mendatangi kantor Yayasan Persatuan Tamansiswa pada Senin (5/6) pukul 14.30 WIB.
"Kapolda DIY meminta maaf telah menggunakan fasilitas/gedung/aula yayasan untuk mengevakuasi kelompok tersebut," kata Kasi Humas Polresta Jogja, AKP Timbul Sasana Raharjo, dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/6/2023).
2. Demi Cegah Jatuhnya Korban
Timbul menjelaskan, polisi saat itu menggunakan fasilitas/gedung/aula yayasan untuk mengevakuasi kelompok massa untuk mencegah jatuhnya korban. Selanjutnya, kelompok itu dievakuasi ke Mapolda DIY.
"Apabila hal tersebut menimbulkan adanya kerusakan maka merupakan tanggung jawab dari Polda DIY," ujar Timbul.
Kedatangan rombongan Kapolda DIY ke kantor Yayasan Persatuan Tamansiswa, Senin (5/6), diterima perwakilan pihak yayasan, Saur Panjaitan. Perwakilan dari pihak Brajamusti dan PSHT juga ikut dalam pertemuan tersebut.
3. Polisi, PSHT-Brajamusti Kerja Bakti
Selain meminta maaf, Polda DIY juga menggandeng organisasi PSHT dan Brajamusti untuk bersih-bersih di Museum Ki Hajar Dewantara, Jumat (9/6). Pembersihan kompleks museum itu juga melibatkan anggota TNI.
Kerja bakti tersebut juga dalam rangka Hari Bhayangkara ke-77, serta HUT ke 101 Tamansiswa. Presiden Brajamusti Muslich Burhanudin mengatakan kegiatan itu sebagai wujud komitmen perdamaian dengan PSHT.
"Pertama-tama kita berusaha mewujudkan komitmen yang sudah jalankan di Polda DIY kemarin dengan saudara-saudara kita PSHT," ujar Muslich kepada wartawan di lokasi, Jumat (9/6/2023).
Ketua PSHT Kota Jogja, Sutopan Basuki juga menyatakan kerja bakti itu sebagai terwujudnya komitmen perdamaian organisasinya dengan Brajamusti.
"Kondisi sudah landai, adem ayem. Tolong jangan termakan provokasi berita-berita yang provokasi dan menimbulkan kerasahan di warga masyarakat Jogja," imbau Sutopan di lokasi.
Penjelasan pihak museum di halaman selanjutnya.
(dil/sip)