.webp)
Putri Ariani mendapatkan golden buzzer di ajang America's Got Talent (AGT) ke-18. Putri Ariani ternyata sudah menyukai musik sejak kecil.
Hal ini diungkapkan kakeknya Sadar Subiyantoro. Saat ditemui di rumah Putri Ariani di kawasan Imogiri, Kabupaten Bantul.
"Dia itu kan juara Indonesia Got Talent, umur 8 tahun kelas 2 SD, lalu kembali ke Riau. Nah, di Riau sekolahnya ketinggalan karena tidak ada braille, lalu kembali ke sini, sekolah di Jogja. Setelah dia bisa braille baru dia memperdalam musik lagi," ujar Sadar di lokasi, Jumat (9/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sadar mengatakan putri bersekolah di Jogja sejak kelas 4 SD. Seiring berjalannya waktu, Sadar mengaku kewalahan mengikuti perkembangan musik Putri.
"Setelah itu saya kewalahan mengikuti perkembangan musik Putri, karena saya kurang paham (musik)," ucapnya.
Sadar menyebut selama Putri di Jogja, ayah Putri masih bekerja di Riau. Dia menyampaikan progres musik sang cucu ke anak laki-lakinya itu dan Putri Ariani mendapat kiriman organ. Belakangan, ayah Putri pun menyusul ke Jogja.
"Lalu anak saya keluar dari pekerjaannya dan pulang ke Jogja. Saya tanya lalu gimana usahamu, dijawab sudah tidak apa-apa, dia bilang kalau disuruh pilih uang sama anak pilih anak," ujarnya.
"Sampai sini ayahnya lalu mengurusi Putri. Karena ambisi putri di dunia musik memang besar sekali," lanjut Sadar.
Sadar menyebut orang tua Putri mendukung penuh untuk menggeluti dunia musik. Menurutnya, hal itu karena sang ayah dahulu seorang anak band.
Dukungan itu diberikan lewat menyediakan studio kecil di rumah agar Putri bisa mengeksplorasi kemampuan bermusiknya. Sadar juga tidak menyangka jika cucunya tersebut bisa mendulang prestasi di dunia musik, apalagi di tingkat internasional.
"Tidak menyangka saja saya Putri bisa seperti saat ini. Tapi memang Putri itu sejak kecil suka nyanyi-nyanyi itu, saya pikir apa besok jadi sinden ya. Yang jelas anaknya tidak hanya asal dalam bermusik tapi memang cerdas," ujarnya.
(ams/sip)
