Media sosial (medsos) dihebohkan dengan video yang menunjukkan adanya tembakan disebut mercon dari salah satu truk polisi yang mengevakuasi PSHT saat melintas di jalan Taman Siswa (Tamsis) Jogja. Dari hasil penelusuran diketahui benda tersebut adalah gas air mata.
Dilihat detikJateng, video berdurasi 30 detik yang diunggah akun Twitter @orangnok*** menunjukkan beberapa truk polisi melaju dari arah utara ke selatan di Jalan Tamsis. Tiba-tiba, dari sela-sela lubang menyerupai jendela pada truk nomor tiga menembakkan sesuatu ke sisi timur jalan. Berikut tweet akun tersebut:
PSHT wes ngisruh Nang Jogja, ijih nembaki mercon. Pendekar opo Wei.
οΏΌ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saksi mata yakni Rahadian (28) mengaku berada di lokasi saat kejadian tersebut, tepatnya pinggir Jalan Tamsis yang masuk wilayah kampung Nyutran, Minggu (4/6) sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu, Rahadian sengaja di pinggir jalan bersama rekan-rekannya untuk berjaga.
"Awalnya saya di situ mas teman-teman berjaga karena mereka masuk sampai gang kampung saya. Lalu tiba-tiba ada seperti tembakan dari truk nomor tiga ke sisi timur jalan," kata Rahadian saat ditemui di Nyutran, Kota Jogja, Senin (5/6/2023).
Warga Nyutran, Kalurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Jogja ini melanjutkan setelah tembakan itu dia dan rekan-rekannya langsung membubarkan diri. Sebab, muncul asap pekat yang membuat mata dan hidungnya terasa pedas.
"Saya pikir itu bukan kembang api tapi kemungkinan gas air mata, jadi itu hanya percikan dan langsung keluar asap banyak sekali. Apalagi setelah itu pedes banget di mata dan saat dihirup juga seperti itu," ucapnya.
"Pokoknya setelah kejadian itu warga berhamburan karena di hidung kan rasanya tidak enak, pedes banget rasanya," lanjut Rahadian.
Rahadian juga mengaku tidak ada warga yang terluka akibat kejadian tersebut. Rahadian menilai tindakan itu untuk mengurai massa karena saat itu memang suasana di Jalan Tamsis dijejali massa.
"Tembakan itu juga tidak diarahkan ke warga, dan tidak kena warga. Hanya saja jatuhnya tetap warga yang menghirup asapnya," ucapnya.
Terlepas dari hal tersebut Rahadian berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di Kota Jogja, khususnya di sekitar tempat tinggalnya.
"Harapannya ya semoga kejadian seperti itu tidaklah terjadi lagi, karena hanya merupakan masyarakat saja," katanya.
(apl/ams)