Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 10 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)-Jawa Tengah melakukan pengumpulan data di Museum Taman Siswa Dewantara Kirti Griya, Jalan Taman Siswa (Tamsis), Kota Jogja yang mengalami kerusakan pasca tawuran malam tadi. Temuan sementara, tidak ada niat atau perencanaan terkait perusakan.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BPK Wilayah 10 DIY-Jateng Bagus Pujianto mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Barahmus dan pihak Museum Dewantara. Menurutnya, BPK masih dalam tahap mengumpulkan bahan dan keterangan.
"Tadi kami sudah dijelaskan kronologis kejadian semalam. Dan saat ini dalam tahap pengumpulan bahan dan keterangan kemudian melakukan analisis kaitannya upaya penyelidikan apa yang telah terjadi, siapa saja terlibat kemudian komponen apa saja yang bisa menjadi bahan keterangan untuk nantinya kami kumpulkan dalam satu hasil penyelidikan," katanya kepada wartawan di Museum Taman Siswa Dewantara Kirti Griya, Kota Jogja, Senin (5/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait sejumlah benda di museum tersebut rusak, di antaranya kursi dan meja peninggalan Ki Hadjar Dewantara, Bagus menilai benda tersebut memiliki nilai instrinsik dan ekstrinsiknya. Misal nilai sejarah dan nilai cagar budayanya yang tidak bisa diukur dengan angka.
"Kerusakan beberapa koleksi di teras ada kursi yang menurut keterangan ialah tempat duduk Ki Hadjar Dewantara, beberapa benda juga dan ada pintu terusan halaman belakang," ucapnya.
"Itu nilai ekstrinsiknya yang mahal. Harus ada kesepakatan dengan ahli itu, karena tidak tergantikan, bahan sama tapi kan tidak pernah diduduki Ki Hadjar Dewantara," lanjut Bagus.
Terkait hasil temuan sementara, Bagus menilai tidak ada niatan perusakan oleh kelompok yang bertikai. Namun karena panik dan naluri untuk menyelamatkan diri.
"Dalam keadaan darurat sehingga tidak ada perencanaan dan niat melakukan perusakan. Semua itu serba darurat," jelasnya.
Terkait langkah selanjutnya, Bagus akan memberikan rekomendasi soal perbaikan benda museum yang mengalami kerusakan.
"Akan kami beri masukan perbaiki internal dulu karena kerusakan toleransi masih (sedikit). Pintu belum tahu apa cagar budaya hanya bangunan itu dan pendopo atau semua ini cagar budaya," ucapnya.
Selain itu, Bagus menyebut akan memberikan rekomendasi kepada pimpinan untuk memperkuat sosialisasi, pemahaman kepada perguruan Taman Siswa untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali.
"Targetnya kami akan memberikan rekomendasi, langkah apa supaya ke depan peristiwa tidak terjadi lagi. Nanti kami berikan rekomendasi ke pimpinan untuk memperkuat sosialisasi, memberikan pemahaman baik kepada perguruan taman siswa ataupun kepolisian supaya kejadian seperti ini kita antisipasi di awal," ujarnya.
(ahr/rih)