Tawuran massa pecah di Jalan Taman Siswa (Tamsis), Kemantren Mergangsan, Kota Jogja, tadi malam. Begini cerita warga sekitar terkait kejadian itu.
Salah satu warga Kemantren Mergangsan, Widodo Mulyo (75) mengatakan saat itu ia tengah berada di dalam rumah sekaligus toko di pinggir Jalan Tamsis, Minggu (4/6/2023) sore. Selanjutnya, Widodo melihat banyak warga yang keluar rumah dan menuju simpang tiga Jalan Sultan Agung di sisi utara Jalan Tamsis.
"Awalnya pasti tidak tahu, tapi saya keluar sudah ramai, orang kampung keluar semua karena dari sisi utara dekat Wirogunan ada sekelompok orang yang menyerang, itu masih sore saat magrib. Orang-orang itu pakaiannya hitam dan ada yang berpakaian biasa juga. Karena itu habis magrib saya langsung tutup toko," kata Widodo kepada detikJateng, Senin (5/6).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, saat kericuhan tersebut belum ada polisi yang datang. Akan tetapi tidak berselang lama sejumlah personel polisi datang untuk mengamankan lokasi kejadian.
"Awal-awal itu polisi belum ada dan selang sebentar polisi datang meski jumlahnya sedikit," jelasnya.
Menurutnya, polisi ada yang mencoba menghalau kelompok berpakaian hitam itu merangsek ke arah selatan.
"Nah, nyetop sini (massa di sisi utara) sana (massa di sisi selatan) maju, sana nyetop sini maju dan akhirnya tawuran itu. Lalu polisi datang banyak baru bisa mengendalikan sekitar jam 20.00 WIB itu," ujarnya.
Menurutnya, massa yang bentrok cukup banyak. Bahkan, Widodo mengaku beberapa batu yang seharusnya untuk menambal jalan depan rumahnya habis untuk senjata tawuran.
"Kalau pecahnya tawuran atau paling parah itu antara jam 19.00-20.00 WIB itu, saat itu depan toko saya ini banyak orang ratusan itu jumlahnya. Lha ini batu di depan rumah yang saya pakai buat nambal jalan saja habis buat tawuran, tapi tidak ada kerusakan," ucap Widodo.
Widodo juga menegaskan tawuran tersebut bukan warga Jalan Tamsis yang memicunya. Menurutnya kelompok yang sebagian besar mengenakan pakaian hitam-hitam menyerang terlebih dahulu.
"Pemuda keluar semua, karena diduga ada yang masuk ke kampung dan merusak. Jadi orang kampung keluar karena diserang duluan," ujarnya.
Selanjutnya, pukul 20.30 WIB, polisi menggiring kelompok tersebut ke sisi selatan. Saat itu kericuhan kembali terjadi di depan pendopo Taman Siswa.
"Jam 20.30 WIB dari utara sama polisi digiring ke selatan, tapi pemuda sana bilang ini orang-orangnya dan kembali terjadi kericuhan. Orang-orang itu turun dari motor dan lari masuk ke pendopo Taman Siswa," ucapnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Akhirnya, kelompok yang berada di dalam pendopo tersebut dikeluarkan secara bertahap oleh polisi. Kelompok itu dibawa menggunakan truk milik polisi.
"Setelah itu mereka dikeluarkan polisi secara bertahap. Kalau jamnya saya ya tidak tahu wong kondisi seperti itu, yang jelas malam," ujarnya.
Terkait kejadian tersebut, Widodo berharap tidak terjadi lagi ke depannya. Sebab, semua itu hanya menimbulkan kerugian.
"Merugikan itu kejadian itu, kalau dari saya harapannya hanya aman tenteram saja jangan ada kejadian seperti malam tadi lagi," harap dia.
Untuk diketahui, tawuran antara dua kelompok yang belum terkonfirmasi identitasnya terjadi sekitar Jalan Tamsis, Mergangsan, Kota Jogja, Minggu (4/6) malam. Ratusan personel kepolisian dari Sabhara hingga Brimob turut melerai tawuran ini.
Sementara itu informasi di kalangan awak media, hari ini Polda DIY akan menggelar konferensi pers terkait tawuran tersebut.
Sebelumnya, Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan menyampaikan permohonan maaf atas situasi yang sempat tidak kondusif. Pihaknya mengimbau semua pihak sama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di Jogja.
"Saya selaku Kapolda menyampaikan memohon maaf atas situasi yang tidak kondusif beberapa waktu lalu namun saat ini situasi sudah kembali aman. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat, sedulur-sedulur semuanya baik PSHT, Brajamusti untuk bisa menahan diri menjaga keamanan Jogja," ujar Suwondo dalam video yang diunggah akun Twitter Polda DIY, Senin (5/6).