Melihat Luwesnya Pelajar Kulon Progo Peragakan Busana Mataraman

Melihat Luwesnya Pelajar Kulon Progo Peragakan Busana Mataraman

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Sabtu, 20 Mei 2023 21:30 WIB
Para pelajar saat unjuk gigi menampilkan busana mataraman di Alun-alun Wates, Kulon Progo, DIY, Sabtu (20/5/2023).
Para pelajar saat unjuk gigi menampilkan busana mataraman di Alun-alun Wates, Kulon Progo, DIY, Sabtu (20/5/2023). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng.
Kulon Progo -

Ratusan pelajar ambil bagian dalam kegiatan bertajuk Mataram Fashion Carnival di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini jadi semacam fashion show yang khusus menampilkan busana tradisional Jawa.

Mataram Fashion Carnival dibuka dengan parade sinden di Alun-alun Wates, Kulon Progo, Sabtu (20/5/2023). Kemudian dilanjutkan kirab keliling alun-alun sampai finish di perempatan UNY Wates, Kulon Progo.

Peserta kirab merupakan pelajar dari 19 sekolah menengah pertama di Kulon Progo. Mereka unjuk gigi menampilkan aneka busana adat Jawa dalam hal ini Gagrak Ngayogyakarta. Busana adat ini menjadi ciri warisan leluhur Bumi Mataram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mataram Fashion Carnival ini memang hanya satu jenis busana yang biasa dipakai pada Kamis pahing dan ditujukan untuk siswa SMP," ucap Kepala Dinas Kebudayaan Kulon Progo, Niken Probo Laras saat ditemui usai acara, Selasa sore.

ADVERTISEMENT
Para pelajar saat unjuk gigi menampilkan busana mataraman di Alun-alun Wates, Kulon Progo, DIY, Sabtu (20/5/2023).Para pelajar saat unjuk gigi menampilkan busana mataraman di Alun-alun Wates, Kulon Progo, DIY, Sabtu (20/5/2023). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Niken mengatakan kegiatan yang digelar bersama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo ini menjadi ajang sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya generasi muda tentang busana mataraman.

"Sehingga kami bekerja sama dengan Disdikpora untuk kerja sama mengadakan kegiatan ini untuk sosialisasi dan edukasi tentang busana matarama bagi siswa," ujarnya.

Dalam kegiatan ini, peserta juga menampilkan kreasi yang masih terkait dengan ada istiadat di Jogja. Salah satunya upacara Tumplak Punjen yang ditampilkan oleh kontingen dari SMP N 1 Sentolo.

"Tumplak Punjen adalah sebuah budaya moral yang sampai saat ini masih ada yang melestarikan. Budaya Tumplak Punjen, biasanya dilakukan orang tua ketika mantu terakhir (anak ragil)," ucap Munti Kanah selalu guru pendamping kontingen SMP N 1 Sentolo.

Para pelajar saat unjuk gigi menampilkan busana mataraman di Alun-alun Wates, Kulon Progo, DIY, Sabtu (20/5/2023).Para pelajar saat unjuk gigi menampilkan busana mataraman di Alun-alun Wates, Kulon Progo, DIY, Sabtu (20/5/2023). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Dijelaskan bahwa tumplak berarti tumpah atau mengeluarkan semua isi yang ada di dalam wadah. Sementara punjen artinya dipanggul. Jika diartikan Tumplak punjen memiliki arti dimantukan (tumplak) semua anak (punjen) dan ini mantu yang terakhir.

"Arti makna Tumplak Punjen adalah sebuah moral anak tertua (anak mbarep) yang merasa banyak dosa kepada kedua orang tuanya yang telah merawat, mendidik, dan menikahkan anak-anaknya," ujar Munti.




(apl/apl)


Hide Ads