Keluarga korban meninggal akibat penembakan di Pedukuhan Wuni, Kalurahan Nglindur, Kapanewon Girisubo yakni Aldi Apriyanto (19) meminta polisi mengusut tuntas kasus tersebut. Keluarga menilai ada kelalaian hingga membuat Aldi meninggal dunia.
"Ya harapan kami dari keluarga tentunya karena ini kelalaian dari oknum polisi itu jadi proses hukum tetap berlanjut dan bisa mendapatkan hukuman sesuai perbuatannya," kata sepupu Aldi yakni Totok Wahyudi (33) saat ditemui wartawan di Wuni, Gunungkidul, Senin (15/5/2023).
Sebab, Aldi dikenal sebagai sosok yang tidak pernah neko-neko selama ini. Totok mencontohkan saat acara campursari Aldi tidak ikut berjoget.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya untuk korban bukan bermaksud pembelaan, tapi korban benar-benar anak yang pendiam, saat acara tidak ikut berjoget atau apa, hanya duduk dan setelah rusuh dia duduk di depan panggung tepatnya di boks sound dan kena tembakan itu," ujarnya.
Selain itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan polisi dan Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT). Mengingat Aldi adalah anggota PSHT.
"Kami terus berusaha berkomunikasi dengan Polsek, Polres dibantu teman-teman PSHT untuk mengawal proses hukum itu," ucapnya.
Hal itu dilakukan karena kejadian tersebut dinilai sarat akan kelalaian. Apalagi senjata yang ditembakkan adalah senapan laras panjang.
"Kalau dilihat itu tidak tapi jelas sebuah kelalaian, karena sekelas event seperti itu kok harus bawa senapan laras panjang dan lalai hingga berujung hilangnya nyawa sepupu saya," ucapnya.
Terkait posisi Totok saat kejadian, dia mengaku sempat ada di lokasi namun hanya sebentar. Namun, Totok mengaku sempat mendengar suara tembakan.
"Ya saya pas kejadian di situ, tapi karena ada kerusuhan saya balikkan badan karena sudah ada keamanan. Tapi setelah balik badan ada suara tembakan, saya kira tembakan ke atas ternyata tembakan ke bawah dan mengenai korban," katanya.
(ams/aku)