Untuk diketahui, PPP menggelar rapat pimpinan nasional (Rapimnas) untuk memutuskan arah politik di Pilpres 2024 di Sleman, Yogyakarta, hari ini. PPP saat ini masih tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan Golkar.
Sejauh ini, PPP masih belum menentukan arah dukungan ke calon presiden (capres) tertetu. Namun, dalam beberapa kesempatan, Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono terkesan condong ke sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang merupakan bakal capres dari PDIP.
Mardiono sebelum rapat pimpinan nasional (Rapimnas) menyinggung soal duet Megawati dan Hamzah Haz saat menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Mardiono pun berharap PPP bisa menempatkan kadernya baik di eksekutif maupun legislatif pada Pemilu mendatang.
"PPP tentu memiliki harapan, dan tentu bukan hanya PPP semua memiliki harapan, bahwa dalam pemilu ada ruang untuk menempatkan kadernya di eksekutif maupun legislatif," kata Mardiono saat ditemui di kediamannya, Harjobinangun, Pakem, Sleman, Selasa (25/4/2023).
"Tentu PPP berharap karena dulu PPP pernah diberi amanat itu. Ketika dulu Ketum Pak Hamzah Haz dipercaya oleh rakyat bersama dengan Ibu Megawati Ketum PDIP bersama-sama memimpin bangsa ini," sambung Mardiono.
Baca juga: PPP Bakal Umumkan Nama Capres Besok |
Mardiono lalu menyinggung keterlibatan PPP saat mengusung Ganjar Pranowo di Pilgub Jateng 2018. Ganjar berpasangan dengan kader PPP Taj Yasin Maimoen.
"Kemudian di Jateng ada Pak Ganjar Pranowo bersama Taj Yasin Maimoen itu adalah pasangan gubernur dan wakil gubernur selama empat tahun ini lebih ini berjalan dengan baik," kata Mardiono.
Ia pun menyebut dalam rapat majelis partai pada Senin (24/4) malam telah ada titik temu soal nama figur yang bakal didukung pada Pilpres 2024. Namun, dia baru akan mengumumkan pada Rabu (26/4) besok.
Di sisi lain, saat disinggung soal pengumuman Ganjar Pranowo sebagai bakal capres PDIP, Mardiono menyebut hal ini jadi langkah positif. Sebab, dengan waktu yang ada, masyarakat bisa mempertimbangkan tokoh-tokoh yang layak memimpin bangsa.
"Saya menanggapi positif agar rakyat kita diberi ruang yang leluasa masih punya waktu, ini 9 bulan. Sehingga rakyat punya waktu untuk menimang-menimang siapa sekiranya pemimpin yang akan bisa melanjutkan estafet kepemimpinan, karena kepemimpinan nasional itu tidak boleh stuck," ujarnya.
(ams/ams)