Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyebut ada dugaan unsur kesengajaan penenggelaman kapal pekerja migran. Terkait hal itu, Menkopolhukam Mahfud Md menyebut modus seperti itu banyak terjadi.
Hal itu diungkapkan Mahfud usai mengisi 'Kajian Lesehan Ramadhan Bil Jami'ah 1444 H' di Masjid UIN Sunan Kalijaga, Sabtu (1/4/2023) jelang maghrib.
"Ya bisa jadi, banyak terjadi seperti itu," kata Mahfud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahfud berpendapat, perdagangan manusia merupakan tindakan yang jahat. Bahkan di berbagai belahan dunia kasus kapal pekerja migran yang ditenggelamkan dan pekerja ilegal yang dibuang ke laut banyak terjadi.
"Tindak pidana penjualan orang, tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ada sendiri. Tindak pidana yang juga jahat, di mana orang dikirim ke luar negeri lalu dijadikan budak-budak lalu ditenggelamkan. Kalau sakit dilempar ke laut. Itu kasus seperti itu banyak di dunia ini," bebernya.
Indonesia, menurut Mahfud, sudah mulai terjebak dan meniru modus-modus seperti itu. Bagi Mahfud, hal ini harus ditindak.
"Dan Indonesia mulai terjerat atau terjebak ke hal-hal seperti itu di mana kejahatan perdagangan orang itu sudah mulai. Oleh sebab itu ya kita tindak, ada undang-undangnya," sebutnya.
Lebih lanjut, pekan depan Mahfud akan memantau langsung ke tempat-tempat yang diduga banyak terjadi pelanggaran.
"Oleh sebab itu, hari Rabu depan saya akan ke tempat-tempat tertentu yang diduga banyak melakukan pelanggaran itu," ucapnya.
Mahfud pun berjanji, pemerintah ke depan akan meningkatkan pengawasan sembari melakukan penegakan hukum.
"Ya kita tegakkan hukum, kita kuatkan pengawasan," pungkasnya.
Sebelumnya, melansir detikSumut, Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyoroti maraknya pengiriman PMI ilegal melalui pelabuhan internasional di Batam. Hal itu disampaikan Benny usai bertemu dengan Kapolda Kepri Irjen Tabana Bangun dan aktivis kemanusiaan, Romo Paschal saat berkunjung ke Batam.
"Pelabuhan Internasional Batam Center ini kayak negara dalam negara ya. Seolah-olah tidak bisa di sentuh ini ada apa. Begitu juga pelabuhan internasional Harbour Bay," kata Benny di Batam Kamis (30/3).
Selengkapnya di halaman berikutnya....
Pernyataan Benny itu dipicu maraknya pengiriman PMI ilegal dan juga pos pengawasan BP2MI yang semula berada di dalam pelabuhan oleh pengelola pelabuhan di geser ke area luar pelabuhan. Sehingga menyulitkan pengawasan orang yang diduga akan bekerja secara ilegal di luar negeri.
Benny juga menyebutkan penyelundupan PMI Ilegal menggunakan jalur belakang juga diketahui menggunakan modus yang kejam. Hal itu diketahui investigasi dari kecelakaan kapal di Johor Bahru pada akhir 2021 lalu.
"Hasil investigasi kasus Johor Bahru kemarin sudah kita laporkan ke Kemenkopolhukam. Bahwa jika ada kasus Kapal tenggelam jangan dimaknai sederhana. Bahwa hasil investigasi kita bahwa itu dimungkinkan ada indikasi kesengajaan," sebutnya.
"Misal berangkat 4 perahu, bagaimana mengelabui aparat di Malaysia dan di Indonesia dengan menenggelamkan 1 perahu agar yang 3 perahu bisa lolos. Ini jahat modusnya dan rata-rata yang bawa perahu selamat dan hilang. Jadi indikasi ini menjadi bisa menjadi fakta yang meyakinkan dan fakta ini sangat jahat dimana dengan mengaburkan kejahatan dan melakukan kejahatan lainnya," ungkapnya.
(apl/apl)