.webp)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul tahun ini memangkas anggaran dropping air bersih saat musim kemarau hingga lebih dari 50%. Pemangkasan tersebut sebagai implementasi rasionalisasi anggaran dari pemerintah pusat ke daerah.
"Kalau dua tahun lalu sekitar Rp 700 juta, untuk tahun 2023 ini jadi Rp 226.500.000. Jadi memang ada penurunan untuk dropping air bersih tahun ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Purwono saat dihubungi wartawan, Rabu (15/3/2023).
Semua itu merujuk Peraturan Menteri Keuangan No.193/PMK.07/2022 tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah. Dalam aturan itu pemkab harus melakukan penghematan terkait APBD dengan cara rasionalisasi anggaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anggaran dropping air bersih berkurang karena terdampak kebijakan penghematan seluruh OPD (organisasi perangkat daerah)," ucapnya.
Padahal, saat memasuki musim kemarau, banyak Kapanewon yang mengajukan bantuan dropping air bersih ke BPBD Gunungkidul. Menurutnya, tahun ini diperkirakan ada 9 Kapanewon terdampak kekeringan.
"Berdasarkan data tahun sebelumnya, ada sembilan kapanewon terdampak kekeringan di musim kemarau," katanya.
Meski mengalami penyusutan anggaran dropping air bersih, Purwono menyebut masyarakat tidak perlu khawatir. Pasalnya, selain BPBD, Kapanewon juga memiliki anggaran dropping tersebut.
"Jadi untuk dropping air bersih itu kan tidak hanya dari BPBD, bisa juga ada melalui anggaran Kapanewon. Belum lagi ada tambahan jangkauan layanan PDAM, serta Pamsimas untuk penyaluran air bersih ke wilayah terdampak kekeringan," ujarnya.
(ahr/apl)
