Rumah joglo berusia 2,5 abad milik Suwardi (78) di Gunungkidul ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB). Rumah joglo itu melekat dengan sejarah perang gerilya Jenderal Soedirman.
Suwardi menceritakan Soedirman saat perang gerilya sempat singgah di rumah joglo yang ia tinggali saat ini, Pedukuhan Trengguno Kidul, RT 1 RW 12, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Ponjong.
"Dulu-dulunya pernah rute Jenderal Soedirman, lewat sini lantas ganti tandu di sini. Tapi bukan rumah ini, masih rumah limasan dulu," kata Suwardi saat ditemui detikJateng di rumahnya, Senin (30/1/2023).
Saat itu, kata Suwardi, Soedirman membawa satu kursi di rumahnya untuk digunakan duduk di dalam tandu. Menurutnya, kursi tersebut berbentuk tinggi pada sandarannya.
"Kalau barang-barang Pak Dirman tidak ada yang masih di sini. Tapi kursi sini ada yang dibawa untuk ganti tandu, mungkin sekarang ada di Monjali sana," ucapnya.
"Itu kursi biasa, tapi belakangnya agak tinggi itu," lanjut Suwardi.
Adanya jejak sejarah Jenderal Soedirman menjadikan rumah joglo Suwardi ditetapkan menjadi BCB. Keputusan itu merujuk Surat Keputusan Bupati Gunungkidul No.434/KPTS/2018.
"Ya untuk Jenderal Soedirman tadi sehingga di sini jadi cagar budaya," ujarnya soal rumah joglonya jadi bangunan cagar budaya.
Suwardi menjelaskan awalnya rumah joglo yang dia huni saat ini berbentuk limasan. Saat Soedirman singgah, bentuk rumah masih limasan.
"Tapi karena kebutuhan dijual (limasan) dan memboyong ini (joglo) dari tempat simbah di Trengguno Wetan," kata Suwardi.
Pria murah senyum ini melanjutkan, usia rumah joglo tersebut lebih dari satu abad. Hampir seluruh bagian rumah joglo berbahan kayu jati.
"Ini (joglo) pindahan dari rumah simbah saya, tahun 1959. Nah, kalau rumah joglo ini umurnya sudah 250 tahun," ungkapnya.
Ketika berbincang, detikJateng menanyakan soal foto anggota TNI AD yang terpasang di dinding rumah joglo Suwardi. Suwardi mengungkapkan sosok dalam foto itu adalah Kolonel Sugiyono.
"Kolonel Sugiyono, itu om saya, tepatnya adik dari almarhum bapak saya. Almarhum bapak itu kan 12 bersaudara dan dia (bapak Suwardi) nomor 8," ujarnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(rih/sip)