Kisah Rumah Gunungkidul yang Kursinya Dipakai Tandu Jenderal Soedirman

Kisah Rumah Gunungkidul yang Kursinya Dipakai Tandu Jenderal Soedirman

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 06 Feb 2023 12:04 WIB
Rumah joglo berusia 250 tahun milik Suwardi (78) di Pedukuhan Trengguno Kidul, Kalurahan, Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Foto diunggah Senin (6/2/2023).
Rumah joglo berusia 250 tahun milik Suwardi (78) di Pedukuhan Trengguno Kidul, Kalurahan, Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Foto diunggah Senin (6/2/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Solo -

Rumah joglo berusia 2,5 abad di Pedukuhan Trengguno Kidul, RT 1 RW 12, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya (BCB). Dari rumah itu Soedirman membawa satu kursinya untuk dipakai dalam tandu.

Pemilik rumah joglo itu, Suwardi (78), menceritakan Soedirman dan pasukan gerilyanya sempat singgah di rumah yang ia tinggali saat ini.

"Dulu-dulunya pernah rute Jenderal Soedirman lewat sini, lantas ganti tandu di sini. Tapi masih rumah limasan dulu," kata Suwardi saat ditemui detikJateng di rumahnya, Senin (30/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, kata Suwardi, Soedirman membawa satu kursi dari rumahnya untuk digunakan duduk di dalam tandu. Kursi yang dipilih Soedirman itu memiliki sandaran punggung yang tinggi.

"Itu kursi biasa, tapi belakangnya agak tinggi itu," ujar Suwardi.

ADVERTISEMENT

"Kalau barang-barang Pak Dirman tidak ada yang masih di sini. Tapi kursi sini ada yang dibawa untuk ganti tandu, mungkin sekarang ada di Monjali sana," imbuh dia.

Dari latar sejarah perjuangan Jenderal Soedirman itulah rumah joglo Suwardi ditetapkan menjadi BCB. Keputusan itu merujuk Surat Keputusan Bupati Gunungkidul No.434/KPTS/2018.

"Ya untuk Jenderal Soedirman tadi sehingga sini jadi cagar budaya," jelas Suwardi.

Menurut Suwardi, rumah joglo yang dia huni saat ini awalnya berbentuk limasan. Namun, limasan itu akhirnya dijual. Sebagai gantinya, Suwardi memboyong joglo dari tempat kakek neneknya di Trengguno Wetan.

Hampir seluruh bagian rumah joglo berbahan kayu jati. Usia rumah joglo itu dia sebut sudah lebih dari satu abad.

"Ini (joglo) pindahan dari rumah simbah saya, tahun 1959. Nah, kalau rumah joglo ini umurnya sudah 250 tahun," ungkapnya.

Di rumah joglo itu juga terdapat pigura yang membingkai foto sosok TNI AD. Suwardi menjelaskan sosok dalam foto tersebut ialah Kolonel Sugiyono.

"Kolonel Sugiyono itu om saya, tepatnya adik dari almarhum bapak saya. Almarhum bapak itu kan 12 bersaudara dan dia (Bapak Suwardi) nomor 8," ujarnya.

Untuk diketahui, Kolonel Inf (Anumerta) R Sugiyono Mangunwiyoto adalah pahlawan nasional Indonesia yang merupakan salah seorang korban peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Pantauan detikJateng, rumah joglo tua di pinggir jalan Semanu-Ponjong ini masih terawat dengan baik. Kerangka atap, tiang, hingga dindingnya yang berbahan kayu belum ada yang lapuk.

Begitu pula perabot berbahan kayu di dalamnya, semuanya masih terlihat kuat. Salah satunya tempat tidur dari kayu dengan tiang di setiap sudutnya yang ada di dekat ruang tamu.

Halaman rumah ini juga asri. Terdapat pohon beringin di depan rumah dan pohon sawo berukuran besar di samping rumah.

Ikuti berita lainnya dari detikJateng di Google News.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads