Cerita 2 Karateka Cilik Bantul, Minim Fasilitas tapi Mampu Raih Emas

Cerita 2 Karateka Cilik Bantul, Minim Fasilitas tapi Mampu Raih Emas

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 16 Jan 2023 19:19 WIB
Suasana latihan karate di SDN Karanggondang, Pendowoharjo, Sewon, Bantul. Senin (16/1/2023).
Suasana latihan karate di SDN Karanggondang, Pendowoharjo, Sewon, Bantul. Senin (16/1/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Minimnya fasilitas tak menyurutkan semangat murid SDN Karanggondang di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul untuk mengikuti ekstrakurikuler karate. Bahkan ada dua murid yang berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasional.

Pantauan detikJateng, Senin (16/1), tampak beberapa murid hingga pelatih karate bergotong royong memindahkan meja dan kursi di ruang kelas hingga mepet ke dinding. Setelah ruangan itu menjadi lapang, beberapa murid mulai berlatih gerakan karate.

Salah satu karateka cilik, Darren John Worang Putra Prakoso (10), ikut ekstrakurikuler karate sejak kelas 1 SD atau usia 6 tahun. Darren bercerita, sebelum berlatih karate mereka harus bergotong royong memindahkan meja dan kursi dahulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak apa-apa, yang penting bisa untuk latihan karate," kata Darren.

Maret 2022, Darren mengikuti seleksi Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Kapanewon Sewon. Dia menyabet juara satu. Dalam O2SN tingkat Kabupaten, Juni 2022, dia kembali juara satu.

ADVERTISEMENT

"O2SN tingkat provinsi juga juara satu dan tingkat nasional untuk kata (kategori gerakan) alhamdulillah juara satu. Bisa menang itu (O2SN) senang sekali, soalnya pencapaian tertinggi anak SD itu O2SN," ucap Darren.

Karateka cilik lainnya, Aldasta Wirawidia Mangkunegara (10) mengaku minimnya fasilitas di sekolah tidak membuatnya malas berlatih. Dia juga berprestasi hingga tingkat nasional.

"Ikut kejurnas karate KASAL Cup terus kata dan kumite dapat emas, senang sekali bisa juara. Total saya baru 4 kali mengikuti kejuaraan," kata Aldasta

Pelatih ekstrakulikuler karate SDN Karanggondang, Sarjana mengakui fasilitas untuk ekstrakurikuler karate di SD tersebut masih minim.

"Untuk lokasi harus gunakan matras dan ventilasi cukup, jadi kalau saya (tempat ini) belum memenuhi syarat. Harapan kami tempat berlatih bisa sesuai standar untuk memajukan atlet," ucapnya.

Selama 4 tahun melatih, Sarjana menemui beberapa murid yang berbakat. Dia menyayangkan jika potensi murid tersebut terbentur fasilitas minim.

"Sebisa mungkin saya berikan fasilitas di luar sekolah, seperti kami tarik ke dojo. Karena kalau hanya di ekstrakurikuler kurang, apalagi ini hanya seminggu sekali," ujarnya.

Selain mengarahkan Darren dan Aldasta masuk ke dojo, Sarjana juga memberikan privat kepada keduanya. Dalam beberapa hari Sarjana memberikan 'PR' untuk dipraktikkan di rumah dengan pengawasan orang tua.

"Dojo dan privat keduanya, karena sayang dengan potensi keduanya. Kalau dojo seminggu bisa 5 kali dan di rumah setiap sore diwajibkan setelah jam 4 sampai maghrib latihan terus di rumah," katanya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Hasilnya, Darren dan Aldasta mampu bersaing dan menorehkan prestasi di tingkat nasional. Darren juga beberapa kali menjuarai kompetisi internasional khususnya series.

"Selama 4 tahun itu yang mencolok adalah seleksi O2SN nasional, sempat ada yang juara 1 nasional namanya Darren John. Kalau Aldasta pindahan dari Kalimantan, terakhir ikut kejuaraan nasional dan juara juga," katanya.

Plt Kepala SD N Karanggondang Mugiyatmi mengakui fasilitas untuk karate masih minim.

"Untuk latihan karate menggunakan ruang kelas, karena belum punya tempat khusus untuk ekstrakurikuler. Jadi kursi-kursi kita geser dulu sebelum latihan," jelas Mugiyatmi.

Mugiyatmi mengaku bakal berupaya meningkatkan fasilitas di sekolahnya. Terlebih, akibat prestasi yang ditorehkan dua muridnya di tingkat nasional memicu ketertarikan murid akan ekstrakurikuler karate.

Halaman 2 dari 2
(dil/aku)


Hide Ads