Jalur Cinomati di Pedukuhan Cegokan, Kalurahan Wonolelo, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul terkenal dengan tanjakan dan turunan ekstrem. Konon, ada tragedi di balik penamaan jalur Cinomati ini.
Jalur Cinomati adalah sebutan untuk sebagian Jalan Pleret-Pathuk yang melintasi wilayah Bukit Cinomati. Jalur Cinomati menghubungkan Kapanewon Pleret di Kabupaten Bantul dan Patuk di Gunungkidul, DIY. Jalur ini berujung di pertigaan Cegokan, Wonolelo, Pleret dan di perempatan Tugu Terong, Dlingo.
Pantauan detikJateng di jalur Cinomati, Jumat (30/12/2022) tampak kendaraan bermotor baik roda dua dan empat silih berganti melintas di jalur tersebut. Tampak pula beberapa spanduk bertuliskan 'perhatian bagi wisatawan dilarang melintas Jalan Cinomati' hingga 'perhatian anda memasuki jalan mendaki, hati-hati' yang terpasang di jalur masuk utama Cinomati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kalurahan Wonolelo, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul Adib mengungkapkan, bahwa penamaan jalur Cinomati bukan tanpa alasan. Menurutnya, hal itu karena dahulu ada orang Cina yang menjadi korban perampokan dan meninggal dunia di bukit yang saat ini menjadi jalur Cinomati.
"Kalau asal-usul itu menurut cerita, dulunya itu ada Cina yang jalan di sana tapi dirampok dan dibunuh. Itu asal-usul jalur ini dinamakan Cinomati," katanya kepada detikJateng, Jumat (30/12).
Ditemui terpisah, Dukuh Cegokan Sugito (55) menjelaskan, bahwa dahulu memang ada orang Cina yang meninggal di bukit Pedukuhan Cegokan. Namun Sugito belum berani memastikan apa penyebabnya karena selama ini Sugito hanya mendengar kisah dari kakeknya.
"Kata simbah dulu ada orang Cina berjalan-jalan di gunung dan meninggal di tengah gunung. Nah, terus saya tanya ke simbah itu siapa dan simbah bilang tidak tahu siapa orang Cina itu," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Cegokan, Bantul.
"Terus pernah saya tanyakan ke simbah saya, terus nasibnya orang Cina itu bagaimana. Ternyata yang menguburkan di kuburan Cina, bukan di sana (Cinomati)," lanjut Sugito.
Terkait sejarah keberadaan pemukiman orang Cina di Cegokan, Sugito mengaku tidak ada. Bahkan, hingga saat ini tidak ada orang yang tahu kejadian pastinya karena sudah terjadi sangat-sangat lama.
"Kejadian itu sudah lama sekali, wong saya belum lahir sudah dinamai Cinomati. Kalau pemukiman orang Cina di sini tidak ada sama sekali, entah orang Cina itu dari mana, itu yang omong simbah saya," ucapnya.
(aku/apl)