Ratusan tim dari berbagai Madrasah se-Indonesia ikut berlaga dalam kompetisi Kompetisi Robotik Madrasah (KRM) atau Madrasah Robotik Competition (MRC). Tahun ini, MRC 2022 diselenggarakan secara tatap muka dan digelar di Gedung Olah Raga (GOR) Universitas Negeri Yogyakarta.
"Pesertanya ada 385, utusan dari Madrasah-madrasah se Indonesia. Ada MI, MTS, dan Madrasah Aliyah," kata Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama, Muhammad Isom, saat ditemui di GOR UNY, Rabu (23/11/2022).
MRC 2022 mengambil tema 'The Next Generation of Robots: Making Better Life'. Isom menjelaskan, dalam MRC 2022 ada dua kategori yang dilombakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kategori pertama adalah robot inovasi, inovasi untuk semua jenjang MI, MTs dan Madrasah Aliyah. Kedua selain inovasi adalah battle robot untuk MTs dan Madrasah Aliyah," ungkapnya.
Dalam kompetisi ini, Isom berharap agar makin banyak dunia industri mau melirik robot prototype karya anak bangsa.
"Ini kan robot-robot yang bagus bisa dikembangkan menjadi prototype. Kemudian kalau bisa diindustrikan, atau diproduksi secara masif kalau memang bagus, dan menjadi kekayaan kita, produksi dalam negeri," ucapnya.
Ia mencontohkan seperti di Majalengka, ada robot karya anak Madrasah yang sudah dilirik oleh perusahaan. "Contohnya di Majalengka tentang budidaya bawang yang berbasis IoT itu sudah dilirik pemerintah di situ. Termasuk untuk mendeteksi hama di persawahan, sama pemerintah daerah sudah diajak untuk dikembangkan di dunia industri. Selama ini masih sebatas itu," ungkapnya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan mendukung tim yang juara pada kompetisi kali ini untuk maju ke kontes robotik tingkat internasional.
Sementara itu, salah satu peserta yakni Hafid Abdurahman (16) dari MAN 2 Pati membuat inovasi robot yang bisa mencuci gelas secara otomatis. Ide itu muncul untuk membantu orang yang sudah kesulitan untuk mencuci gelas.
"Nah saya dan teman berinisiatif untuk membuat robot yang dapat membantu guru saya dalam mencuci gelas tersebut, juga untuk mengefisiensi pekerjaan guru saya," ujar Hafid.
Adapun, robot pencuci gelas otomatis itu dirakit selama satu bulan. Ke depan, ia masih akan terus mengembangkan teknologi tersebut.
"Ini masih tahap awal pengembangan. Jadi untuk selanjutnya kami akan memberi update pada fitur-fitur agar lebih canggih dan lebih efisien," kata remaja yang kini duduk di bangku kelas 11 itu.
![]() |
(aku/apl)