Puskesmas Berbah, Sleman, disebut-sebut menolak pasien kecelakaan yang dibawa ke Puskesmas itu. Ombudsman RI Perwakilan DIY lantas turun tangan melakukan penelusuran terkait informasi tersebut.
Salah satu relawan penolong korban kecelakaan, Jeni, mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pada Minggu (13/11) malam.
"Saya kan pulang kerja pas hari Minggu jam 7 malam di Km 9 Wonosari kita lihat kecelakaan, sebagai manusia kita berhenti lihat kecelakaan dan korban itu sudah dipinggirkan oleh masyarakat sekitar," ucap Jeni saat diwawancarai, Senin (14/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban mengalami luka terbuka di bagian dahi dan langsung dilarikan ke pelayanan kesehatan terdekat yakni Puskesmas Berbah.
"Di pinggir jalan sudah sadar dan ada luka terbuka warga sudah membopong. Kemudian dicoba dibawa ke Puskesmas terdekat saya mendampingi sopir itu saat sampai di IGD meminta izin dilakukan pertolongan pertama," jelas Jeni.
Ketika sampai di Puskesmas Berbah, pihak Puskesmas beralasan tidak ada dokter sehingga tidak bisa melakukan pertolongan. Petugas kesehatan juga menolak untuk melakukan pemeriksaan.
Relawan kemudian mencoba meminjam ambulans di Puskesmas itu untuk membawa korban ke rumah sakit. Namun permintaan itu juga ditolak dengan alasan tidak ada dokter.
Kepala Ombudsman RI Perwakilan DIY Budhi Masthuri mengakui pihaknya telah melakukan konfirmasi terkait hal tersebut.
"Ya intinya terkonfirmasi bahwa malam tadi sekitar jam 7 ada beberapa orang warga membawa korban kecelakaan di Puskesmas Berbah. Situasi IGD saat itu agak crowded sehingga petugas Puskesmas menyarankan rujukan ke rumah sakit," kata Budhi saat dihubungi hari ini.
Menurutnya, ada kesalahan prosedur yang dilakukan oleh petugas di Puskesmas Berbah.
"Petugas Puskesmas langsung menyarankan rujukan mandiri. Seharusnya ada tindakan medis dulu dari Puskesmas untuk menentukan seberapa gawat kondisi pasien itu, nah itu tidak dilakukan," jelas Budhi.
(ahr/rih)











































