Bikin Heboh Wisuda ISI Jogja, Ini Cerita Viki selama Jadi Mahasiswa Unik

Bikin Heboh Wisuda ISI Jogja, Ini Cerita Viki selama Jadi Mahasiswa Unik

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Selasa, 20 Sep 2022 14:01 WIB
Bantul - Sebuah video di Twitter memperlihatkan seorang mahasiswa feminin berlenggak-lenggok di atas panggung saat wisuda Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja, pekan lalu. Aksi kocak mahasiswa bernama Viki Maintrova (24) sebelum prosesi pemindahan tali toga itu sontak disambut gelak tawa. Berikut kisah Viki Maintrova selama kuliah di ISI Jogja.

Kepada detikJateng, Selasa (20/9), Viki Maintrova mengatakan ISI Jogja tidak pernah membatasi penampilan mahasiswanya selama kuliah. Di kampus, Viki mengaku kerap mengenakan pakaian feminin.

"Bahkan aku merasa kalau pihak kampus itu memberi previlege lebih gitu ke aku. Seperti kalau di Fakultas Seni Pertunjukan itu kalau laki-laki sebenarnya dilarang memakai full make up kalau kuliah," kata alumni Program Studi (Prodi) Teater Fakultas Seni Pertunjukan itu saat dihubungi detikJateng, Selasa (20/9/2022).

"Tapi aku selalu pakai make up dan pakaian feminin dan tidak ada teguran dari kampus. Itulah yang aku suka dari Kampus ISI," lanjut Viki.

Menurut Viki, kemungkinan hal itu karena pejabat-pejabat kampus sering melihatnya sebagai pembawa acara di beberapa kegiatan kampus. Sebab, tiap menjadi pembawa acara, Viki kondang berpenampilan feminin.

Di sisi lain, Viki mengapresiasi pihak kampus yang menoleransi pilihan hidup mahasiswanya. "Memang mereka itu mengedepankan toleransi. Jadi ketika mahasiswanya memilih sesuatu dalam hidupnya, selama bertanggung jawab dalam artian tidak menggiring teman-teman ke arah yang negatif, mereka mendukung saja," ucapnya.

"Jadi kayak kehidupan di kampus, sportif banget teman-temannya. Memang banyak senior yang mendukung teman-teman feminin yang aku sebut teman-teman unik, ketika kamu punya something (sesuatu) yang ditawarkan," katanya.

Namun, dukungan tersebut harus dibarengi dengan pencapaian atau prestasi tertentu. Dengan demikian, masyarakat tidak serta-merta menghakimi mahasiwa unik dari ISI Yogyakarta.

"Jadi mereka itu tidak mendukung untuk teman-teman unik yang hanya menjual femininnya saja. Karena satu hal positif yang aku ambil dari senior ke junior ya, mereka tidak mau kalau juniornya itu di luar kawasan kampus itu jadi bahan bully-an," ujarnya.

"Karena itu mereka menekankan ke kita, ya kalian tidak apa-apa untuk menjadi berbeda selama jadi dirimu sendiri dan kalian bisa menunjukkan sisi lain. Jadi ketika orang melihat kamu yang unik itu tidak langsung spesifik menghakimi pilihan kamu. Tapi kayak ada sesuatu yang bisa diapresiasi sehingga menjadi spesial," ujar Viki. (dil/apl)



Hide Ads