Presiden Jerman Kunjungi Keraton Jogja, Disuguhi Beksan Lawung Ageng

Presiden Jerman Kunjungi Keraton Jogja, Disuguhi Beksan Lawung Ageng

Heri Susanto - detikJateng
Jumat, 17 Jun 2022 18:53 WIB
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Sri Sultan HB X di Keraton Jogja, Jumat (17/6/2022).
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Sri Sultan HB X di Keraton Jogja (Foto: Heri Susanto)
Yogyakarta -

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier juga mengunjungi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam rangkaian kunjungan kerjanya hari ini. Steinmeier disebut tertarik dengan status keistimewaan Jogja.

Dalam kunjungan tersebut, Steinmeier disambut Raja Keraton Jogja, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan permaisurinya GKR Hemas serta putri-putrinya. Puteri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Mangkubumi menjelaskan Steinmeier mendapatkan suguhan pameran batik, wayang kulit, pecah belah, arsip, manuskrip, hingga beksan lawung ageng.

"Tadi ada pameran batik, pameran wayang kulit, pecah belah, arsip, manuskrip showing itu. Kemudian pertunjukan lawung ageng 30 menit, snack and coffee, dan perbincangan menjelaskan tentang Keistimewaan Jogja," kata Mangkubumi, usai menerima Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, di Kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Jumat (17/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mangkubumi menyebut Presiden Jerman tertarik dengan keistimewaan Jogja. Salah satu alasannya karena di Jerman juga memiliki banyak warisan budaya.

"(Soal) Keistimewaan Jogja lebih ke warisan budaya yang ada di Jogja, karena di Jerman banyak warisan budaya. Mereka itu lebih concern kepada lingkungan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Khusus untuk lingkungan, lanjut Mangkubumi, Sultan telah menjajaki peluang kerja sama dengan Jerman. Hal ini mengingat Jerman memiliki teknologi dan riset cukup baik soal lingkungan.

"Tentang lingkungan, karena di Jerman itu punya riset dan teknologi cukup bagus tentang empowerment masalah lingkungan. Tentunya kita juga ingin kolaborasi dengan mereka tentang penataan lingkungan," katanya.

Selain hal tersebut, menurut Mangkubumi, Presiden Jerman juga mengapresiasi soal beksan lawung ageng. Beksan ini merupakan tarian yang diciptakan HB I.

"Beliau mengapresiasi tentang tariannya. Marena kalau lawung itu kan musiknya semarak gitu, karena ada terompetnya, ada drumnya. Beliau memikirkan dikiranya yang rancangan itu Bali. Beliau menanyakan itu perang, kemudian kami menjelaskan lawung itu biasanya di wedding," katanya.




(ams/ahr)


Hide Ads