Kesaksian Korban Kecelakaan di Bantul, Sopir Bus Panik Sebelum Tabrakan

Kesaksian Korban Kecelakaan di Bantul, Sopir Bus Panik Sebelum Tabrakan

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 07 Feb 2022 15:14 WIB
Korban luka kecelakaan di Bantul, Danarto (38), Senin (7/2/2022).
Korban luka kecelakaan di Bantul, Danarto (38), Senin (7/2/2022). )Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Bantul - Salah seorang korban luka kecelakaan tunggal bus pariwisata di kawasan Bukit Bego, Pedukuhan Kedungbuweng, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, Bantul, Danarto (38) mengaku bus bermasalah sejak dari Breksi. Bahkan, sebelum kejadian sopir bus sempat panik dan hanya terdiam.

"Tapi saat di perjalanan lancar hingga ke Hutan Pinus Becici (Kapanewon Dlingo). Tapi dari kejadian keluar Becici itu masuk tengah alas itu kan ada tanjakan tinggi dan bus sudah tidak kuat," kata Danarto kepada wartawan di PKU Muhammadiyah Bantul, Senin (7/2/2022).

Penumpang sempat histeris tapi kernet bus masih sempat mencari dan mendapat balok untuk menahan laju bus. Sementara penumpang diminta turun dari dalam bus.

"Alhamdulillah penumpang turun bus bisa nyala sampai tinggi di atas. Bus mulai berjalan terus (penumpang) dimasukin lagi, saat itu bus melaju di persneling 3," ucapnya.

Ketika melaju di Jalan Imogiri-Dlingo dengan kontur jalan berkelok, Danarto merasa sudah ada yang tidak beres dengan bus. Ketika di tikungan ketiga, tepatnya saat turun ke Bukit Bego, sopir tampak menunjukkan gelagat yang aneh.

"Yang tikungan ketiga itu saya sudah merasa agak gimana gitu. Karena sopir mau ganti persneling kayaknya sudah nggak masuk," katanya.

"Di tikungan keempat persneling udah nggak bisa, padahal udah menurun. Terus dia mau ambil rem tetapi sudah nggak bisa main lagi," lanjut Danarto.

Melihat hal tersebut, warga Kabupaten Sukoharjo ini langsung melontarkan pertanyaan kepada sang sopir namun, sopir bus hanya diam dengan raut muka penuh kepanikan.

"Ya cuma saya bilang 'pir ini bisa nggak'. Tapi sopir nggak bicara, diam semua kayaknya panik itu, mungkin ini karena blong," ujarnya.

Menurutnya, dalam kondisi tersebut bus melaju dengan kecepatan tinggi. Bahkan, Danarto sempat mengungkapkan bahwa ada 3 opsi yakni menabrakkan bus ke truk pasir dengan konsekuensi timbul korban jiwa.

"Kedua membanting setir ke kiri dengan konsekuensi masuk jurang dan opsi terakhir adalah menabrakkan bus ke tebing," ucapnya.

"Karena kecepatan tinggi, akhirnya di tikungan terakhir ada elf bawa pasir. Mau dihantamin ke situ takut semua habis. Kalau ke kiri jurang. Pikirnya ambil ke kanan tebing ini," imbuh Danarto.

Dia mengungkapkan, saat kejadian itu semua penumpang mulai panik hingga akhirnya Danarto terlempar dari kursi hingga keluar bus.

"Waktu blong penumpang pada histeris ada yang selawat. Ada yang takbir. Tapi posisi saya waktu di situ pegang kursi itu lho terus begitu ada suara breg (tabrakan) saya terlempar keluar," katanya.

Istri Danarto, Sri Rahayu (35), mengungkapkan dia ikut terpental saat bus menabrak tebing Bukit Bego. Pasalnya kaca samping tempat duduknya pecah.

"Saya sadar tapi paha saya digerakkan nggak bisa dan ditolong suami saya Pak Danarto. Terus mencari anak saya ibu saya, alhamdulillah semuanya selamat," katanya.


(sip/rih)


Hide Ads