Sejumlah 17 murid SMA N 2 Bantul terkonfirmasi positif COVID-19. Selain itu, pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah tersebut disetop hingga pekan depan. Temuan itu juga membuat kegiatan di sekolah itu harus dihentikan sepekan ke depan.
Plt Kepala SMA N 2 Bantul Ngadiya mengatakan munculnya kasus tersebut berawal saat salah seorang murid kelas XII mengeluh sakit tenggorokan pada pekan lalu. Karena tak kunjung sembuh dan mengarah ke gejala COVID-19, murid tersebut akhirnya melakukan swab secara mandiri.
"Kemarin ada laporan orang tua siswa SMA 2 Bantul bahwa ada anaknya yang positif, satu orang. Itu laporannya Minggu (30/1)," ucap Ngadiya saat dihubungi detikJateng, Rabu (2/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya pihak sekolah melaporkan ke Puskesmas Bantul I dan hari Senin (31/1) mulai dilakukan tracing dengan swab PCR terhadap teman sekelas dari siswa tersebut.
Baca juga: Warga Jateng! detikcom Hadir untuk Kamu |
Terdapat 33 siswa yang harus menjalani uji usap. Selain itu, ada pula 9 orang guru yang mengajar pada hari Jumat (28/1) harus mengikuti tes yang sama.
"Hasilnya tadi pagi dari 33 siswa yang di-tracing, karena yang 1 mandiri itu ada 16 yang positif sehingga ditambah 1 (orang) kemarin (Minggu) ada 17 yang positif. Untuk guru tidak ada yang positif," ucapnya.
Lebih lanjut, 16 murid itu positif COVID-19 dengan status tanpa gejala. Kendati demikian, setelah koordinasi dengan Puskesmas Bantul mereka menjalani isolasi terpusat di RSLKC Bambanglipuro.
"Semuanya tanpa gejala, dan saat ini sudah menjalani isolasi di RSKL Bambanglipuro," ujarnya.
Menyoal PTM, Ngadiya mengaku telah mendapat arahan dari Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk menggantinya dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Di mana PJJ tersebut akan berlangsung hingga pekan depan.
"Tadi beliau (Kepala Disdikpora DIY) menyarankan sampai tanggal 11 (Februari) nanti kita PJJ di SMA N 2 Bantul. Nanti setelah tanggal 11 kita lihat perkembangannya, mudah-mudahan selesai sampai itu aja," katanya.
Terlepas dari hal tersebut, Ngadiya mengimbau kepada para warga sekolah yang tengah menjalani PJJ untuk memperketat prokes selama di rumah. Semua itu untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Baca juga: Warga Jateng! detikcom Hadir untuk Kamu |
Dihubungi terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul Helmi Jamharis mengatakan, secara SOP sekolah yang terdapat paparan COVID-19 akan dilakukan tracing, testing dan treatment atau 3T. Kemudian warga sekolah yang menunjukkan gejala akan dirujuk ke Rumah Sakit rujukan COVID-19 maupun RSLKC Bambanglipuro.
"Jadi kan sudah ada SOP-nya ya. Seperti kegiatan pembelajaran di sekolah yang ada paparan COVID-19 kita setop terlebih dahulu," kata Helmi.
(ahr/ams)