Luthfi Ajak GINSI Ikut Tumbuhkan Ekonomi: Jateng Harus Jadi Pusat Investasi Baru

Luthfi Ajak GINSI Ikut Tumbuhkan Ekonomi: Jateng Harus Jadi Pusat Investasi Baru

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJateng
Kamis, 18 Des 2025 17:34 WIB
Luthfi Ajak GINSI Ikut Tumbuhkan Ekonomi: Jateng Harus Jadi Pusat Investasi Baru
Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, saat menghadiri pengukuhan pengurus Badan Pengurus Daerah (BPD) Ginsi Jateng di Hotel Grasia, Kota Semarang. Foto: Dok. Pemprov Jateng.
Semarang -

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi, meminta Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) setempat turut berkontribusi dalam menumbuhkan ekonomi di wilayahnya. Menurut Luthfi, Jateng harus menjadi pusat investasi baru.

Hal itu diungkapkan Luthfi saat menghadiri pengukuhan pengurus Badan Pengurus Daerah (BPD) GINSI Jateng di Hotel Grasia, Kota Semarang, Kamis (18/12/2025). Adapun pertumbuhan ekonomi di Jateng mencapai 5,37% (yoy) pada 2025 di atas rata-rata nasional.

"Kita adalah salah satu provinsi yang ke depan harus menjadi pusat investasi baru. Mohon didukung oleh seluruh pihak, termasuk di dalamnya Ginsi," kata Luthfi dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng mendorong seluruh daerah menciptakan kawasan industri atau kawasan ekonomi khusus baru.

Selain itu, Pemprov Jateng turut mengakselerasi revitalisasi pelabuhan Tanjung Emas dan pemanfaatan Bandara Internasional Ahmad Yani. Pemprov Jateng juga mendukung PT KAI yang bakal membuat dry port (tempat bongkar muat).

ADVERTISEMENT

Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, saat menghadiri pengukuhan pengurus Badan Pengurus Daerah (BPD) Ginsi Jateng di Hotel Grasia, Kota Semarang.Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, saat menghadiri pengukuhan pengurus Badan Pengurus Daerah (BPD) Ginsi Jateng di Hotel Grasia, Kota Semarang. Foto: Dok. Pemprov Jateng

Perlu diketahui, impor di Jateng didominasi bahan baku industri yang mencapai 83,34%, barang modal 10,89%, dan barang konsumsi 4,77%. Komoditas impor tersebut membuktikan dukungan kuat terhadap industri dan investasi, pun mendukung keberlanjutan serta peningkatan kapasitas industri.

Adapun komoditas impor nonmigas di Jateng meliputi mesin/peralatan, mekanis/elektrik, dan bagiannya sebesar 27,67%; tekstil dan produk tekstil (TPT) sebesar 17,37%; serta plastik dan barang dari plastik sebesar 8,54%. Negara asal impor non migas meliputi China (60,10%), ASEAN (10,25%), Amerika Serikat (5,80%), Hongkong (3,32%), dan Brazil (2,76%).

Tak hanya itu, ekspor di Jateng pun tumbuh pada 2025. Ekspor nonmigas pada Januari-Oktober 2025 mencapai US$ 10,11 miliar, tumbuh 11,29% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Ekspor di Jateng menduduki peringkat ke-11 di Indonesia. Adapun negara tujuan ekspor utamanya adalah AS (USD 4.780,94 juta/47,29%); Jepang (USD 816,16 juta/ 8,07%); Tiongkok (USD 457,71 juta/4,53%); Belanda (USD 339,59 juta/3,36%); dan Korea Selatan (USD 279,68 juta/2,77%).

Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, saat menghadiri pengukuhan pengurus Badan Pengurus Daerah (BPD) Ginsi Jateng di Hotel Grasia, Kota Semarang.Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, saat menghadiri pengukuhan pengurus Badan Pengurus Daerah (BPD) Ginsi Jateng di Hotel Grasia, Kota Semarang. Foto: Dok. Pemprov Jateng

Ketua Umum BPP GINSI, Capt. Subandi, menegaskan GINSI kudu memberikan manfaat kepada pelaku impor. Pun GINSI Jateng harus meningkatkan kontribusi untuk memajukan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat di Jateng.

"GINSI Jateng juga harus terus berani menyampaikan dan meluruskan stigma negatif yang biasa disematkan kepada pelaku usaha importasi. GINSI harus menjembatani kepentingan pelaku usaha dan pemerintah," kata Subandi.




(apl/ams)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads